Equity World Medan - Komisi XI DPR akan memanggil Menteri Keuangan Sri Mulyani terkait Penerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) Nomor 1 Tahun 2017 tentang akses informasi keuangan.
Seperti diketahui, melalui aturan ini, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak memiliki keleluasaan untuk mengakses informasi keuangan nasabah yang merupakan wajib pajak. "Ya pasti. Menkeu akan diundang Komisi XI pada masa sidang baru nanti," ujar Anggota Komisi XI Hendrawan Supratikno kepada Kompas.com, Jakarta, Kamis (18/5/2017). Anggota Komisi XI DPR lainnya, Mukhamad Misbakhun mengingatkan Ditjen Pajak untuk menjaga kewenangan mengintip rekening nasabah itu. Jangan sampai kewenangan itu disalahgunakan untuk kepentingan di luar perpajakan. "Ke depan, harus hati-hati kebebasan (mengakses rekening) ini digunakan," kata Misbakhun. Penerbitan Perppu 1 Tahun 2017 dianggap sebagai aturan yang sangat penting. Sebab aturan itu terkait dengan upaya pemerintah meningkatkan penerimaan pajak untuk pembangunan. Selama ini, pasal kerahasiaan perbankan yang ada di Undang-undang Perbankan dinilai menghambat upaya peningkatan penerimaan pajak. Namun demikian, petugas pajak juga harus memiliki pegangan tata cara baku atau standar operasional prosedur yang jelas dan transparan, sehingga tidak seenaknya mengintip semua rekening wajib pajak. Hari ini rencananya, Sri Mulyani akan memberikan penjelasan terkait Perppu Nomer 1 Tahun 2017 kepada publik. Sumber: kompas.com PT. Equityworld Futures Ewf Medan
0 Comments
Equity World Medan - Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang (Perppu) No 1/2017 tentang Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan.
Melalui aturan ini, Direktorat Jenderal (Ditjen) Pajak memiliki keleluasaan untuk mengakses informasi keuangan nasabah yang merupakan wajib pajak. "Kalau Ditjen Pajak berarti dia tidak perlu lagi minta persetujuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Indonesia (untuk mengakses informasi keuangan)," ujar Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Jakarta, Selasa (16/5/2017) malam. Sebenarnya, jauh sebelum adanya Perppu ini ada, Ditjen Pajak sudah memiliki kewenangan untuk mengakses informasi keuangan untuk kepentingan perpajakan. Hanya saja harus meminta izin kepada Bank Indonesia. Bukan perkara gampang mendapatkan izin dari BI. Sebab prosesnya kerap membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Akibatnya, pemeriksaan pajak bisa menjadi molor. Namun setelah adanya Perppu Akses Informasi Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan, Ditjen Pajak tidak perlu lagi susah payah. Sebab bisa langsung meminta data kepada bank. "Dulu kan gitu, harus minta persetujuan ke Menkeu dan Gubernur Bank Indonesia. Sekarang langsung saja," kata Darmin. Sumber: kompas.com PT. Equityworld Futures EWF Medan Equity World Medan - Indeks S&P 500 dan Nasdaq kembali mencatatkan rekor tertingginya pada perdagangan Senin atau Selasa dini hari waktu Indonesia (16/5/2017) di bursa saham New York.
Dua indeks utama itu menguat dengan ditopang oleh saham-saham sektor teknologi dan energi, setelah muncul serangan siber serta menguatnya harga minyak. Harga minyak menguat ke level tertingginya dalam jangka waktu dua pekan terakhir setelah Arab Saudi dan Rusia menyatakan pemangkasan produksi diperlukan hingga akhir 2018. Hal ini memperpanjang langkah OPEC untuk menopang harga komoditas tersebut dalam jangka waktu lebih lama dari waktu yang disepakati sebelumnya. Indeks Dow Jones Industrial Average berakhir menguat 85,33 poin atau 0,41 persen ke level 20.981,94. Sementara itu indeks S&P 500 ditutup menguat 11,42 poin atau 0,48 persen ke posisi 2.,402,32 dan indeks Nasdaq Composite ditutup menguat 28,44 poin atau 0,46 persen menjadi 6.149,67. Saham Johnson & Johnson dan Cisco Systems menjadi lokomotif penguatan di indeks S&P 500 setelah sejumlah analis terkemuka menaikkan rating saham dua perusahaan itu. Sementara itu, naiknya harga minyak serta optimisme terhadap perekonomian AS membuat saham-saham sektor finansial juga menjadi penggerak bursa setelah saham-saham teknologi. "Pasar komoditas minyak bergerak cukup bagus, dan hal itu membantu (penguatan bursa," ujar head of trading Keefe, Bruyette & Woods di New York, R.J. Grant, sebagaimana dikutip dari Reuters. Sekitar 75 persen dari 500 saham konstituen indeks S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangan mereka, dan membuat Wall Street bergerak melampaui ekspektasi. Adapun saham-saham sektor teknologi menguat di tengah merebaknya serangan siber WannaCry. Saham Fireye menguat hingga 7,5 persen. Demikian juga dengan saham Symantec dan Palo Alto Networks yang masing-masing menguat sekitar 3 persen. Sementara itu saham Cisco menguat 2,3 persen karena didorong oleh salah satu divisi perusahaan yang bergerak di bidang teknologi keamanan. Sumber: kompas.com PT. Equityworld Futures EWF Medan Equity World Medan - Saham-saham di bursa AS ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (12/5/2017) setelah laporan keuangan Macy's dan Kohl's dirilis.
Tidak sesuainya harapan investor dengan kinerja perusahaan ritel tersebut memunculkan kekhawatiran mengenai daya beli masyarakat yang belum berdampak terhadap pertumbuhan ekonomi AS. Indeks Dow Jones Industrial ditutup turun 0,11 persen dan berakhir di 20.919,42 poin dan indeks S&P 500 kehilangan 0,22 persen menjadi 2.394,44. Sementara itu indeks Nasdaq melemah 0,22 persen menjadi 6.115,96. Saham Macy's ditutup melemah 17 persent, sedangkan saham Kohl's turun 7,86 persen, setelah dua perusahaan itu merilis laporan keuangannya. Adapun saham peritel lain Nordstrom dan J.C. Penney melemah lebih dari 7 persen. "Bursa tak mampu menahan pelemahan, karena ada laporan keuangan yang tidak sesuai dengan ekspektasi," ujar Anthony Conroy, President of Abel Noser di New York, sebagaimana dikutip dari Reuters, Jumat (12/5/2017). Laporan keuangan tersebut membuat para investor terus memantau data penjualan ritel bulan April yang dirilis Jumat ini. Hal ini untuk melihat apakah perubahan pola konsumen berpengaruh terhadap penjualan departement store. Sumber: Kompas.com PT. Equityworld Medan EWF Medan Equity World Medan - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali dibuka menguat pada pembukaan perdagangan saham Rabu (10/5/2017) pukul 09.00 WIB.
Sebanyak tujuh sektor dibuka menguat dan jadi penopang penguatan IHSG. IHSG dibuka di level 5.697,95 dan pada pukul 09.24 WIB IHSG di level 5.711,71. Penguatan sektor dipimpin oleh sektor keuangan yang naik 0,55 persen. Sementara tiga sektor yang ditutup melemah yakni sektor industri dasar, pertambangan, dan perdagangan. Dari data RTI, sebanyak 134 saham dibuka menguat sementara 81 saham dibuka turun dan 78 saham dibuka pada posisi tetap. Aksi beli bersih investor asing di semua papan perdagangan mencapai Rp 17,11 miliar sementara aksi beli bersih investor asing di pasar reguler mencapai Rp 16,93 miliar. Dari pasar spot Bloomberg, rupiah terpantau menguat 6 poin ke level 13.346 per dollar AS. Di Selasa, rupiah ditutup di level 13.352 per dollar AS. Sumber: Kompas.com PT. Equityworld Futures EWF Medan Equity World Medan - Selama kuartal I/2017, emiten mencatat pertumbuhan yang cukup baik. Bloomberg mencatat pertumbuhan laba emiten ditopang oleh sektor komoditas, telekomunikasi, dan konstruksi. Perolehan laba pada kelompok industri tersebut, menutupi pelemahan laba yang dialami oleh sektor properti, semen dan konsumen.
UBS memperkirakan, ada revisi untuk menaikkan lagi perkirakan earning per share (EPS) dan tidak melihat konsensus EPS diturunkan. UBS juga menaikkan target Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dari 5.360 menjadi 5.750. Senada dengan UBS, riset Bahana Sekuritas juga menyatakan sudah ada 73 emiten dari 103 emiten yang dicover oleh Bahana sudah menyampaikan laporan keuangannya. Jumlah emiten yang sudah menyampaikan laporan keuangan setara dengan 70,4% dari kapitalisasi di Bursa Efek Indonesia. Hingga 2 Mei lalu, kapitalisasi pasar di BEI sekitar Rp6.179 triliun. Sehingga, laporan keuangan dari emiten itu dianggap sudah dapat mencerminkan keadaan di bursa. Bahana mencatat, secara umum terjadi pertumbuhan laba sebesar 13,5 persen pada kuartal pertama. Tetapi pencapaian ini lebih rendah daripada perkiraan Bahana yang sebesar 15,2%. Tetapi, pertumbuhan laba tersebut lebih tinggi daripada pencapaian pada kuartal I/2016 yang sebesar 5,4% dan kuartal IV yang sebesar 12,6%. Harry Su, Head of Reaserch Bahana Sekuritas mengatakan, "Jika kondisi keamanan tetap dipertahankan Bahana memperkirakan laju indeks akan berada pada kisaran 6.000 pada akhir 2017 mendatang." Sektor Saham Sektor saham yang kinerjanya baik pada kuartal lalu antara lain adalah sektor logam, perkebunan, batu bara, otomotif, telekomunikasi, dan sektor berhubungan infrastruktur. “Tetapi perlu diingat, untuk sektor telekomunikasi, sejauh ini baru Telkom Tbk (TLKM) yang baru mengeluarkan laporan keuangannya. Laporannya sangat baik karena pertumbuhan penggunaan data sementara marjin EBITDA juga terbantu oleh biaya yang dapat diatur,” kata Harry Su lagi. Sebaliknya, sektor saham perusahaan yang kinerjanya masih kurang baik antara lain sektor berkaitan dengan pariwisata, bank, ritel, perawatan kesehatan, media, properti, transportasi, semen, pelayaran, dan pakan ternak. Jika dicermati, walaupun ada kinerja baik, belum tercermin pada harga saham, terutama untuk saham BUMN. Awal tahun ini, beberapa emiten konstruksi membukukan kinerja positif. Sayangnya, kinerja positif itu tidak dibarengi dengan kenaikan harga sahamnya. Malahan, harga saham beberapa emiten konstruksi BUMN malah menipis. Pada kuartal pertama tahun ini, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) berhasil mendapatkan pendapatan sebesar Rp3,81 triliun. Pendapatan ini tumbuh 39,8% jika dibandingkan pendapatan pada kuartal I/2016 yang senilai Rp2,72 triliun. Laba bersihnya melonjak pesat, 242% year-on-year (yoy) menjadi Rp 245,08 miliar. Saudaranya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga mencatatkan pertumbuhan kinerja gemilang. Pendapatannya meroket 115% year-on-year (yoy) menjadi Rp 7,15 triliun pada kuartal 1/2017 ini. Sedangkan laba bersihnya melesat 263% (yoy) menjadi Rp 450 miliar. Kinerja kinclong tersebut tidak serta merta mengangkat harga saham emiten BUMN konstruksi. Menurut analis, tidak ada kejutan dan kemungkinan order book yang berada di bawah realisasi tahun lalu membuat harga saham emiten konstruksi BUMN bergerak di tempat saja. Selanjutnya UBS merekomendasikan beberapa saham seperti PT Bank Rakyat Indonesia (BBRI) dan PT Astra International Tbk (ASII). Saham BBRI naik 1,9 persen merupakan penyumbang terbesar kenaikan indeks. Sementara itu, Bahana mencermati ada ketidakpastian politik terutama setelah pilkada Jakarta. Terlihat, ada kebangkitan lawan-lawan politik Jokowi. Tampaknya menurut Bahana ada penawaran-penawaran politik yang tidak dapat dihindari dan mengarah pada perombakan kabinet tahap ketiga. “Sehingga untuk melindungi di kala ada ketidakpastian politik, kami merekomendasikan beberapa saham yang defensif seperti HMSP, TLKM dan ICBP,” kata Harry. Mereka yang Juara di Bursa Selama Kuartal Pertama share infografik Bursa Global Tidak hanya emiten di BEI saja yang berkinerja lebih baik. Secara umum, emiten di bursa lain pun berkinerja baik. Misalnya di Amerika Serikat yang sering menjadi acuan dari investor di seluruh dunia. Walaupun masih ada pelemahan pada harga komoditas juga saham komoditas, khususnya minyak, secara umum kinerja saham hanya berada sedikit di bawah rekornya. Perekonomian global pun membaik, hal ini juga terefleksi pada laba perusahaan. Tidak hanya di Amerika tetapi juga Eropa, sudah terlihat perbaikan. Keith Lerner, Chief Market Strategist pada SunTrust Advisory Service seperti dikutip oleh CNBC mengatakan, “Kami melihat ada perkembangan laba secara meluas setelah tahun 2011.” Dia juga mengatakan bahwa pasar internasional sudah berbalik kembali ke pertumbuhan ekonomi yang lebih baik, kebijakan yang mendukung serta mata uang yang kompetitif. Persentase perusahaan di beberapa negara yang sudah terlihat perkiraan labanya menunjukkan kinerja tertinggi sejak tahun 2009. Terjadi perbaikan laba baik pada emiten di bursa negara mau maupun negara berkembang. Di Amerika, persentase perusahaan yang labanya melewati perkiraan berada pada level tertinggi dalam enam tahun terakhir. Kenaikan global di pasar saham sebenarnya tidak terlalu mengejutkan. Laba sangat berkorelasi dengan imbal hasil di pasar saham. Ketika indeks S&P 500 mengalami penurunan selama lima kuartalan dari 2014 hingga 2016, pasar saham berjalan di tempat saja. Lerner mengatakan, laba mulai naik pada pertengahan tahun lalu. Risiko Menurun Kinerja emiten di Bursa Efek Indonesia tidak terlepas dari pengaruh eksternal. Beberapa risiko seperti langkah pemerintahan baru di Amerika Serikat, rencana kenaikan tingkat suku bunga bank sentral Amerika Serikat, pemilu di Eropa, serta harga komoditas tetap dapat memengaruhi pasar keuangan domestik. Walaupun demikian, hingga kuartal pertama ini beberapa risiko global seperti pemilu di Eropa sudah semakin mengecil. Di Amerika, para investor sudah mengetahui kinerja keuangan emiten hingga Maret lalu. Dalam pertemuan pekan lalu, bank sentral Amerika Federal Reserve mempertahankan tingkat suku bunganya. Bank sentral menyatakan bahwa pertumbuhan ekonomi terus berjalan, juga pasar tenaga kerja yang semakin kuat. Hal tersebut membuat tanda-tanda kenaikan suku bunga pada Juni mendatang akan menjadi kenyataan. “Mereka tidak menyatakan secara eksplisit mengenai kenaikan pada Juni mendatang, tetapi itu adalah arahnya. Fed sedang mengkomunikasikan mantranya mengenai kenaikan bunga secara bertahap kenaikan berikutnya sepertinya akan terjadi pada Juni mendatang,” kata Ryan Sweet ekonom senior pada Moody’s Analytics seperti dikutip oleh Reuters. Sumber: tirto.id PT. Equityworld Futures EWF Medan Equity World Medan - Pesawat jet penumpang pertama yang dibuat China, yakni C919 telah sukses melakukan uji penerbangan pertamanya. Pesawat tersebut sukses lepas landas, mendarat, dan terbang selama 90 menit dari Bandara Internasional Pudong di Shanghai, China.
Penerbangan perdana C919 dilakukan pada Jumat (5/5/2017) lalu. Karena C919 adalah pesawat jet penumpang pertama yang dibuat sendiri oleh China, maka penerbangan perdananya tersebut disaksikan oleh banyak orang di bandara. C919 memiliki kapasitas lebih dari 150 kursi dan dapat terbang dengan jangkauan jelajah 4.075 kilometer. Mengutip CNBC, Senin (8/5/2017), pembuatan pesawat ini dimaksudkan untuk bersaing dengan Airbus A320 dan Boeing 737 yang merupakan pesawat komersial paling populer. Commercial Aircraft Corp of China, BUMN yang merupakan sosok di balik C919 menyatakan setidaknya sudah ada 21 konsumen yang menempatkan pesanan lebih dari 500 unit pesawat per akhir 2016 lalu. Adapun jumlah penjualan diharapkan bisa menembus 2.000 unit. China sangat mendorong dirinya untuk bisa menjadi pemain global di bidang penerbangan dan dapat bersaing dengan raksasa pabrikan pesawat Airbus dan Boeing. Ini adalah upaya strategis Presiden Xi Jinping untuk menjadikan China pemain penting di industri global. Beijing pun menyatakan bahwa pengembangan dan produksi mesin dan pesawat di dalam negeri menjadi tujuan nasional. Kesuksesan penerbangan perdana C919 menjadi batu loncatan bagi ambisi China tersebut. Namun, masih dibutuhkan waktu cukup lama agar penumpang bisa menikmati perjalanan dengan C919. Pasalnya, pesawat tersebut masih harus menjalani uji keamanan dan pengecekan sertifikasi. China diekspektasikan menyalip Amerika Serikat sebagai pasar penerbangan terbesar di dunia pada tahun 2024 menurut Asosiasi Transportasi Udara Internasional (IATA). Kalau ini terwujud, maka banyak industri lainnya bakal kecipratan berkah, mulai dari pariwisata hingga pabrikan pesawat, sejalan dengan maskapai membeli lebih banyak pesawat dan menambah lebih banyak rute. Sumber: Kompas.com PT. Equityworld Futures EWF Medan |
Archives
July 2021
Categories |