PT Equityworld Futures Medan- Pola pergerakan harga emas dari Januari 2019-2021 memiliki kesamaan dengan tren harga emas 10 tahun silam tepatnya di tahun 2010. Saat itu harga emas terus uptrend dan mencapai puncak di kuartal ketiga, setelah itu drop signifikan dan harganya terus terkoreksi hingga 2015.
Apakah ini berarti bahwa harga emas akan melanjutkan koreksi bahkan crash? Peluang harga emas untuk anjlok memang ada. Namun apabila melihat fundamental makroekonomi yang lemah. Ancaman inflasi yang tinggi hingga kebijakan moneter saat ini, rasanya emas belum akan jatuh dalam waktu dekat. Per hari ini Jumat (29/1/2021) harga emas di pasar spot masih berada di bawah level psikologis US$ 1.850/troy ons, tepatnya di US$ 1.842,78/troy ons atau 10% lebih rendah dari harga tertingginya di bulan Agustus tahun lalu. Emas merupakan aset yang tak memberikan imbal hasil. Hal ini berbeda dengan saham yang memberikan dividen dan obligasi yang memberikan kupon atau bunga. Keuntungan memegang emas hanya didasarkan pada pergerakan harganya. Artinya minat seseorang untuk membeli emas juga sangat dipengaruhi oleh biaya peluang (opportunity cost) memegang aset lain. Kebijakan moneter ultra longgar melalui suku bunga acuan yang rendah dan program pembelian aset finansial oleh bank sentral membuat dolar AS dan imbal hasil obligasi pemerintah drop. Indeks dolar yang mengukur keperkasaan greenback di hadapan mata uang lain drop 7% sepanjang 2020. Tahun ini dolar AS diperkirakan bakal melanjutkan tren pelemahannya. Analis melihat dolar AS berpeluang untuk kembali tertekan 5-10%. Kemudian imbal hasil obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun yang jadi acuan juga masih memberikan imbal hasil yang rendah bahkan negatif setelah dikurangi inflasi meski beberapa waktu terakhir sempat menguat ke angka 1% untuk imbal hasil nominalnya. Di sisi lain emas juga berperan sebagai aset untuk lindung nilai (hedging) dari ancaman kinerja buruk aset investasi lain serta adanya inflasi yang tinggi. Banyak analis menilai bahwa saat ini Wall Street sedang dalam periode bubble sehingga muncul kekhawatiran saham-saham AS akan berguguran. Editor di The GoldForcast Garry Wagner dalam wawancaranya dengan Kitco mengatakan bahwa harga emas belum berpeluang anjlok signifikan karena beberapa alasan. "Saya pikir kemungkinannya kecil sekarang [harga emas anjlok], dan itu karena kita berada di kondisi yang unik. Kita tidak hanya melakukan pelonggaran kuantitatif, dengan suku bunga mendekati nol, tetapi kita juga menghabiskan putaran pertama US$ 3 triliun dalam stimulus fiskal. Mereka [bank sentral] terakhir kali membail-out bank [krisis 2008] tetapi kali ini, mereka memberikan modal dengan cara lain [melalui Departemen Keuangan]," kata Garry Wagner World Gold Council (WGC) baru-baru ini mempublikasikan laporan terbarunya. Dalam laporan tersebut WGC menyebut bahwa permintaan emas untuk konsumsi anjlok selama pandemi Covid-19. Namun permintaan untuk investasi meningkat. Permintaan untuk tahun 2020 drop 14% dari tahun sebelumnya menjadi 3.759,6 ton dan untuk pertama kalinya permintaan emas anjlok di bawah 4.000 ton sejak tahun 2009. Permintaan untuk perhiasan anjlok 34% menjadi 1.411,6 ton akibat lemahnya daya beli masyarakat dan juga pembatasan sosial yang dilakukan pemerintah. Di sisi lain pembelian emas oleh bank sentral juga turun karena otoritas moneter lebih fokus untuk mendongkrak perekonomian yang lesu. WGC melaporkan aksi beli emas oleh bank sentral di tahun lalu drop 60% dibanding tahun 2019 menjadi 272,9 ton saja. Sementara itu dari sisi permintaan investasi mengalami kenaikan. Investor yang memegang aset emas dalam exchange traded fund (ETF) mencatatkan kenaikan posisi holdingnya sebanyak 877,1 ton sepanjang 2020. Hal inilah yang membuat harga emas tahun lalu bisa meroket 25%. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan
0 Comments
PT Equityworld Futures Medan- Harga minyak cenderung meningkat di awal tahun 2021. Namun belakangan harga minyak cenderung galau. Lonjakan kasus Covid-19 di berbagai negara seperti Inggris dan China menghambat kenaikan harga si emas hitam.
Untuk kontrak yang aktif diperjualbelikan Brent harganya melemah 0,3% ke US$ 55,65/barel hari ini, Kamis (28/1/2021). Di saat yang sama kontrak minyak West Texas Intermediate (WTI) juga drop 0,47% ke US$ 52,6/barel. Perhatian pelaku pasar sekarang beralih kembali kepada kekhawatiran permintaan di tengah meningkatnya infeksi Covid-19 dengan varian baru yang disebut 70% lebih menular. Inggris menerapkan karantina dan pembatasan sosial (lockdown) sejak 4 Januari. Pemerintah Inggris mengumumkan adanya kebijakan larangan perjalanan pada hari Rabu. Pemerintah juga mengharuskan orang-orang yang datang dari negara-negara berisiko tinggi Covid-19 untuk dikarantina selama 10 hari. Beralih ke China, negara ini sekarang menghadapi peningkatan kasus virus Corona seiring dengan memasuki musim perjalanan tersibuk tahun ini, liburan Tahun Baru Imlek. Kementerian Transportasi China memperkirakan jumlah perjalanan yang akan dilakukan akan naik 15% dari tahun lalu ketika virus itu sedang menyebar dan lockdown ketat diterapkan. Namun jika dibanding dengan tahun 2019 maka angkanya masih 40% lebih rendah. Kendati lockdown mulai marak lagi, tetapi harga minyak tak serta merta langsung longsor. Penyebabnya ada dua. Pertama adalah keputusan Arab Saudi untuk menurunkan produksi sebesar 1 juta barel per hari (bph) pada Februari & Maret nanti. Kasus infeksi virus corona di seluruh dunia menembus 100 juta orang pada Selasa (26/1/2021). Jumlah kasus ini diambil dari sumber resmi otoritas kesehatan negara-negara sehingga hanya mewakili infeksi sebenarnya. Sebanyak 100.800.000 orang lebih terinfeksi Covid-19, sementara kasus kematian melewati angka 2,1 juta jiwa. Fokus utama Arab Saudi sebagai salah satu produsen dan eksportir minyak terbesar di dunia adalah menjaga agar harga komoditas emas hitam ini tidak anjlok mengingat ekonomi Arab Saudi masih ditopang oleh sektor energi migas. Kedua adalah penurunan stok minyak mentah di AS. Pekan lalu per 22 Januari 2-21 stok minyak mentah AS drop 9,9 juta barel (bph) Ini merupakan penurunan stok yang paling tinggi sejak Maret 2020. Kombinasi produksi yang masih ditahan dan stok yang rendah membuat harga minyak masih relatif kokoh di rentang harga tertingginya US$ 55-56 per barel untuk kontrak West Texas Intermediate (WTI) US$ 51-53 per barel. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan- Dalam beberapa waktu terakhir, investasi saham menjadi topik yang cukup hangat diperbincangkan. Mulai dari orang biasa, hingga influencer dan artis ibu kota mulai menampilkan unggahan terkait investasi saham, bahkan blak-blakan memberikan rekomendasi saham tertentu.
Akibatnya, tidak sedikit masyarakat yang tergiur dengan keuntungan investasi saham, sehingga mereka membeli tanpa mempelajarinya terlebih dahulu. Bahkan ada yang membeli saham menggunakan 'uang panas', seperti meminjam uang dari financial technology (Fintech) atau pinjaman online (pinjol), hingga menggadaikan BPKB. Meningkatnya investasi di pasar modal tentu membuat isu tersendiri, terutama terkait dengan literasi atau pengetahuan para pemula yang masuk ke pasar saham. Melihat fenomena ini, Direktur The Indonesia Capital Market Institute (TICMI) Dwi Shara Soekarno mengatakan orang-orang yang ingin berinvestasi seharusnya mempelajari lebih dalam soal investasi, termasuk produk-produk yang ingin dibeli. people assets seperti saham atau obligasi, kita harus belajar dulu, gak asal nyemplung, gak langsung," kata Shara dalam program Investime CNBC Indonesia, Selasa (26/1/2021). Shara menganalogikan investasi dengan membeli sebuah produk biasa. Menurutnya "Ini sama halnya dengan investasi di pasar modal, tentu kita harus belajar dulu sebelum kita memutuskan untuk membeli apa." tapi kita harus tahu produk tersebut seperti apa, dibandingkan dengan produk lain yang menjadi alternatif," tambahnya. Namun, kata Shara, meledaknya isu investasi saham saat ini juga membuat pertumbuhan investor baru hingga 400 ribu Single Investor Identification (SID) selama tahun 2020, dimana jumlahnya tuh lebih dari 90% dari total SID tahun 2019. "Dominasi investor retail domestik tuh kalau dilihat dari rata-rata nilai transaksi harian bursa. Rata-rata nilai transaksi harian," ujarnya. Secara tahunan, dari Januari hingga November 2020, jumlah transaksinya mencapai 8,4 triliun. Sebanyak 4,9 triliun diantaranya dikontribusi oleh aktivitas transaksi yang dilakukan oleh investor retail. "Investor retail itu adalah orang yang individual, orang yang kemungkinan besar pendatang baru di pasar modal," lanjutnya. "Investor retail ini cukup banyak, dimana sebagian besar didominasi oleh investor milenial. Ini luar biasa, menjadi gaya hidup investasi pasar modal di kalangan milenial. Jumlahnya pun mencapai lebih dari 50% dari demografinya usia 30 tahun ke bawah. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan-Harga emas batangan yang dijual di Pegadaian bervariasi pada hari ini, Selasa (26/1/2021), setelah merosot di awal pekan kemarin. Pegadaian menjual 3 jenis emas Antam dan emas UBS, ada yang turun ada yang naik, bahkan kenaikannya lebih tinggi dari pada emas dunia.
Harga emas dunia merupakan salah satu acuan harga logam mulia di dalam negeri, selain juga kurs rupiah, serta supply-demand. Kemarin, harga emas dunia menguat tipis 0,13% saja. Meski demikian, harga emas dunia akan memberikan pengaruh ke emas Pegadaian 2 hari setelahnya, artinya pada Rabu besok. Melansir data dari situs resmi Pegadaian, harga emas Antam standar hari ini turun lebih dari 0,3% di semua satuan. Satuan 2 gram dibanderol Rp 1.938.000/batang, turun 0,31%, sementara satuan 100 gram turun 0,33% ke Rp 93.931.000/batang. Emas Antam retro hari ini menguat lebih dari 0,6% di semua satuan. Emas Antam retro merupakan emas kemasan lama, dimana keping emas dan sertifikatnya terpisah. Emas retro ini terakhir kali diproduksi pada tahun 2018. Emas retro juga menjadi jenis emas Antam yang paling sering naik-turun. Kemudian emas Antam batik, satuan 0,5 gram dihargai Rp 628.000/batang turun 0,32% dibandingkan harga kemarin, dan satuan 1 gram juga turun 0,26% di Rp 1.158.000/batang. Emas batik merupakan jenis emas Antam yang paling mahal di bandingkan jenis standard dan retro. Pegadaian hanya menjual emas Antam batik satuan 0,5 gram dan 1 gram. Terakhir emas UBS juga naik di semua satuan, mayoritas sebesar 0,65%. Berikut daftar lengkap harga emas di Pegadaian beserta perubahannya Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan-Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk, naik tipis pada perdagangan Senin (25/1/2021). Meski demikian sepanjang pekan ini ada peluang akan mencatat kenaikan yang lebih signifikan.
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, harga emas satuan 1 gram dibanderol Rp 958.000/batang, naik Rp 1.000/gram atau 0,1%. Sementara satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan dibanderol Rp 90.012.000/batang atau Rp 900.120/garam juga naik Rp 1.000/gram dibandingkan harga Sabtu lalu. Pekan lalu, harga emas dunia mampu terbang tinggi 1,42% ke level US$ 1.852,55/troy ons. Adapun pergerakan harga emas Antam cenderung mengikuti harga emas dunia, yang di pekan ini diprediksi akan kembali naik. Hal tersebut terlihat dari survei mingguan yang dilakukan Kitco. Survei yang dilakukan terhadap 15 analis di Wall Street, menunjukkan 60% memberikan proyeksi bullish (tren naik) di pekan ini, sementara yang memprediksi harga emas akan turun (bearish) sebanyak 20%, dan yang memberikan outlook netral sebanyak 20%. Sementara itu survei yang dilakukan terhadap investor ritel atau yang disebut Main Street, dengan jumlah partisipan sebanyak 1.581 orang, menunjukkan 67% memberikan proyeksi bullish, 17% bearish, dan 15% netral. Dengan demikian analis dan investor ritel memprediksi harga emas akan kembali menguat di pekan ini. waktu setempat menjadi salah satu faktor di balik prediksi tersebut. Selain pelantikan Biden, Senat AS yang sebelumnya dikuasai oleh Partai Republik, kini dikuasai oleh Partai Demokrat. Sehingga blue wave atau kemenangan penuh Partai Demokrat berhasil dicapai. Parlemen AS menganut sistem 2 kamar, House of Representative (DPR) yang sudah dikuasai Partai Demokrat sejak lama, dan Senat yang pada rezim Donald Trump dikuasai Partai Republik. Dengan dikuasainya DPR dan Senat, tentunya akan memudahkan dalam mengambil kebijakan, termasuk dalam meloloskan paket stimulus fiskal US$ 1,9 triliun. Alhasil, emas langsung melesat begitu Biden dilantik, sebab stimulus fiskal merupakan bahan bakar untuk menguat. Di bulan Maret 2020 lalu, pemerintah AS, saat itu di bawah komando Presiden Trump, menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun, emas yang sebelumnya mengalami aksi juga mulai meroket hingga menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49 pada 7 Agustus 2020. Selain stimulus fiskal, stimulus moneter yang longgar juga menjadi pemicu penguatan harga emas. Bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menjadi salah satu bank sentral yang paling jor-joran. The Fed memangkas suku bunga hingga menjadi <0,25%, dan menambah stimulus moneter dengan program pembelian aset (quantitative easing/QE) senilai US$ 120 miliar per bulan. The Fed akan mengumumkan hasil rapat kebijakan moneter pertama di tahun ini pada Kamis (28/1/2021) dini hari waktu Indonesia, dan akan menentukan pergerakan harga emas. "Fundamental saat ini mendukung emas, khususnya kebijakan moneter longgar yang diterapkan di seluruh dunia. Dalam jangka pendek dan menengah, stimulus tersebut akan membawa harga emas naik secara dramatis, sebab logam mulia dan likuiditas global memiliki korelasi yang kuat," kata Adrian Day, presiden dan CEO Adrian Day Asset Management, sebagaimana dilansir Kitco, Jumat (22/1/2021) Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan-Harga emas batangan produksi PT Aneka Tambang (Antam) Tbk. meroket pada perdagangan Kamis (21/1/2021) menyusul harga emas dunia yang melesat tajam.
Melansir data dari situs resmi milik PT Antam, logammulia.com, emas satuan 1 gram melesat 0,94% dari harga kemarin ke Rp 963.000/batang. Hingga hari ini, emas Antam sudah naik 3 hari beruntun dengan total lebih dari 2%. Sementara itu satuan 100 gram yang biasa menjadi acuan naik 1% ke Rp 90.512.000/batang atau Rp 905.120/gram. Harga emas dunia kemarin melesat 1,72% ke US$ 1.870,9/troy ons akibat pelemahan dolar AS serta dilantiknya Joseph 'Joe' Biden menjadi Presiden Amerika Serikat (AS) ke-46, menggantikan Donald Trump yang kalah pada pemilihan umum November lalu. Selain pelantikan Biden, Senat AS yang sebelumnya dikuasai oleh Partai Republik, kini dikuasai oleh Partai Demokrat. Sehingga blue wave atau kemenangan penuh Partai Demokrat berhasil dicapai. Parlemen AS menganut sistem 2 kamar, House of Representative (DPR) yang sudah dikuasai Partai Demokrat sejak lama, dan Senat yang pada rezim Donald Trump dikuasai Partai Republik. Dengan dikuasainya DPR dan Senat, tentunya akan memudahkan dalam mengambil kebijakan, Stimulus fiskal, begitu juga dengan stimulus moneter merupakan bahkan bakar utama emas untuk bergerak naik. Pada Maret 2020 lalu, Pemerintah AS menggelontorkan stimulus fiskal senilai US$ 2 triliun, terbesar sepanjang sejarah. Sejak saat itu harga emas terus bergerak naik hingga mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072,49/troy ons pada 7 Agustus lalu. Sehingga jika stimulus dari Biden cair, kemungkinan besar emas akan kembali melesat naik. Stimulus fiskal tersebut juga berpotensi membuat dolar AS tertekan. Sebab jumlah uang yang beredar di perekonomian akan bertambah, saat itu terjadi nilai tukar mata uang akan melemah. Emas dunia dibanderol dengan dolar AS, saat the greenback melemah, maka harganya akan lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya. Alhasil, permintaan emas berpotensi meningkat. Dengan demikian, stimulus fiskal memberikan efek ganda yang positif bagi harga emas. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan- Sebagai investor pemula, kadang ada pertanyaan berapa lama saham harus dipegang. Menurut Ketua Dewan Pelaksana Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal (LSPPM), Haryajid Ramelan menjawabnya idealnya sekitar 3 hingga 5 tahun.
Menurut Hariyajid, investasi saham seperti melakukan penyimpan deposito yang dirollover. Jika itu terjadi dalam waktu tertentu, misalnya hingga tiga tahun akan ada hitungan uang bertambah berapa banyak. "Ada temen-teman kalau ada yang lebih cepat ada yang lima tahun. Ada teman-teman kalau ada yang bisa cepat. Idealnya 3 hingga 5 tahun itu lebih bagus," ujarnya dalam program InvesTime CNBC Indonesia, Senin Malam (18/1/2021). Dia juga menyebutkan secara umum jika investasi saham dalam jangka waktu lama, akan memberikan return yang lebih besar. Selain itu, para investor akan mendapatkan dividen dari keuntungan perusahaan. Jadi pelaku investasi untung dalam dua hal yakni saham dan dividen tersebut. Di sisi lain, Haryajid menyebutkan sebelum melakukan saham harus pelajari perusahaan yang dituju, Termasuk informasi detail seperti mengenali siapa direktur, manajemen dan komisaris dan juga pemegang sahamnya. Selain itu juga menyiapkan edukasi serta rela menahan emosi. Apalagi menurutnya para investor berusia muda terkadang emosi juga terlibat. "Kalau untuk pemula kuasai knowledge dulu. Karena saham jangan beli kucing dalam karung. Membeli saham juga rela menahan emosi," jelas Haryajid. Untuk edukasi, para investor muda ini perlu mempelajarinya ilmu investasi itu. . Haryajid melihat kebanyakan anak muda ini enggan untuk belajar atau mengotak-ngatik sendiri. Belajar dari senior juga diharuskan dari Haryajid. Menurutnya para senior bisa menceritakan pengalaman saat melakukan investasi selama bertahun-tahun sebelumnya. "Sering juga kerja sama dengan analis, telfon analis. Pelan-pelan akan tahu rahasia yang ada di pasar," ungkapnya Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan |
Archives
July 2021
Categories |