PT Equityworld Futures Medan-Bursa Efek Indonesia menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2021 mencapai Rp 8,5 triliun. Target tersebut mempertimbangkan rerata nilai transaksi harian bursa di tahun ini yang tercatat hanya sebesar Rp 7,9 triliun.
Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi menuturkan, beberapa katalis yang mendorong kenaikan transaksi tersebut ialah optimisme membaiknya pertumbuhan ekonomi domestik di tahun depan. Hal ini, juga turut dikontribusi dari meningkatnya aktivitas investor domestik ritel. "Kita meyakini tren akan tetap dapat dipertahankan dan dilanjutkan di tahun depan. RNTH kita harapkan datang dari aktivitas transaksi oleh para investor ritel domestik," ujar Hasan, dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa secara daring, Selasa (27/10/2020). Baca: BCA Masih Kokoh di Posisi Pertama, Market Cap Astra Melesat Rapat tersebut hanya mengesahkan satu agenda, yakni mengenai Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2021. Agenda tersebut dihadiri oleh 87 pemegang saham dari 96 Anggota Bursa aktif atau sebanyak 90,63% dari jumlah pemegang saham yang memiliki hak suara. Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi menyampaikan rencana pengembangan bursa telah melalui serangkaian koordinasi dan masukan dari seluruh stakeholders Pasar Modal, baik Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bank Indonesia (BI), Pemerintah, Anggota Bursa, SRO, dan tentunya juga dari kalangan asosiasi. Pengembangan yang akan dilakukan BEI serta penetapan penggunaan asumsi dalam penyusunan RKAT 2021 masih mempertimbangkan perkembangan penanganan COVID-19 sampai dengan tahun 2021 di Indonesia. "Tentunya, semua upaya ini kami lakukan untuk terus membangun BEI menjadi penyelenggara perdagangan efek yang teratur, wajar, dan efisien, serta terus memberikan nilai tambah bagi industri jasa keuangan secara keseluruhan," ujarnya pada kesempatan sama. BEI juga menargertkan jumlah pencatatan efek baru pada tahun 2021 menjadi 30 Pencatatan Efek Baru yang terdiri dari pencatatan efek saham, obligasi korporasi baru, dan pencatatan efek lainnya meliputi Exchange Traded Fund (ETF), Dana Investasi Real Estate (DIRE) dan Efek Beragun Aset (EBA). Target tersebut akan dicapai melalui pelaksanaan kegiatan sosialisasi untuk Perusahaan Tercatat dan Calon Perusahaan Tercatat yang saat ini dilakukan melalui kombinasi penyelenggaraan kegiatan sosialisasi, one-on-one meeting, serta workshop yang dilakukan secara online maupun offline. Sementara itu, BEI juga secara berkesinambungan memberikan dukungan pengembangan, serta kepatuhan Anggota Bursa (AB) dan Partisipan melalui kegiatan pelatihan dan sosialisasi, pertemuan rutin, dukungan jasa informasi, serta dukungan teknis dalam pengembangan sistem dan layanan kebursaan. BEI juga terus berupaya melakukan pengembangan pasar untuk meningkatkan jumlah dan aktivitas investor Pasar Modal di masa pandemi COVID -19. Hal ini dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan literasi, inklusi, dan aktivasi yang diarahkan melalui media online. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan
0 Comments
PT Equityworld Futures Medan- Memulai perdagangan awal pekan ini Senin (26/10/2020), harga logam mulia emas sedikit tergelincir. Saat ini harga emas sedang konsolidasi jelang pemilihan umum di AS yang bakal digelar 3 November nanti.
Pada 09.00 WIB, harga emas di arena pasar spot turun 0,14% ke US$ 1.898,11/troy ons. Harga logam kuning tersebut cenderung bergerak di rentang mendekati level psikologis US$ 1.900/troy ons. Untuk kembali menguat harga emas membutuhkan katalis. Salah satu faktor yang bisa membuat emas kembali kinclong adalah stimulus. Namun agaknya pengesahan RUU stimulus bantuan Covid-19 lanjutan di AS tak akan dilakukan sebelum 3 November nanti. Partai Demokrat mengusulkan besaran paket stimulus kali ini sebesar US$ 2,2 triliun. Berbeda dengan Demokrat, Partai Republik merasa nominal tersebut terlalu besar dan akan membebani perekonomian AS ke depan karena membengkaknya defisit anggaran serta utang yang semakin menggunung. Awalnya Presiden AS Donal Trump mengusulkan besarannya senilai US$ 1,6 triliun. Kemudian mantan taipan AS itu menaikkan tawarannya menjadi US$ 1,8 triliun. Trump pun semakin melunak, tetapi di saat yang sama juga mendapatkan kritikan dari partai pengusungnya yaitu Republik. Bagaimanapun juga stimulus dari pemerintah dan bank sentral global telah membuat pasokan uang ke perekonomian menjadi berlimpah. Ekspektasi inflasi yang tinggi di masa depan meningkat sehingga banyak investor yang memburuk aset lindung nilai seperti emas. Selain negosiasi stimulus yang berkali-kali menemui jalan buntu, kini pasar juga mencermati dinamika politik yang terjadi di AS jelang pemilu. Dalam berbagai survei, rival petahana Donald Trump (Republik) yakni Joe Biden (Demokrat) diunggulkan. Poling secara nasional memang menjadi indikator popularitas seorang calon presiden AS. Namun poling tersebut tidak serta merta menjadi jaminan bahwa yang lebih populer akan keluar sebagai pemenang. Pemilu tanggal 3 November nanti, masyarakat AS tidak langsung memilih pemimpinnya, melainkan orang yang diamanati untuk memilih presiden atau dikenal dengan elektor di setiap negara bagian. Barulah di penghujung tahun nanti atau tepatnya awal Desember, para elektor berkumpul untuk melakukan voting siapa yang bakal memimpin Negeri Adikuasa untuk periode empat tahun ke depan. Sistem pemilu di AS ini dinamakan dengan electoral college. Dinamika politik di AS serta risiko ketidakpastian yang tinggi memang berpotensi untuk membuat gejolak (volatilitas) di pasar juga akan ikut naik. Perdagangan pasar yang berlangsung singkat pekan ini cenderung membuat investor wait & see. Pekan ini pasar diperkirakan bakal lebih volatil karena pemilu AS tinggal kurang dari satu minggu. Minggu lalu 17 analis berpartisipasi dalam survei harga emas yang dilakukan oleh Kitco. Sebanyak 7 pemilih masing-masing, atau 41%, menyerukan harga emas naik atau diperdagangkan sideways minggu ini. Sementara tiga analis, atau 18%, menyerukan harga yang lebih rendah. Setelah pemilu berakhir, siapapun presiden AS, harga emas diramal bisa melambung tinggi ke US$ 2.000/troy ons akhir tahun dan bahkan ke US$ 2.500/troy ons untuk tahun depan Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan- Penguatan nilai tukar dolar AS membuat harga emas tertekan. Setelah ditutup ambles pada perdagangan kemarin, harga emas hari ini Jumat (23/10/2020) cenderung flat.
Pada 09.15 WIB, harga logam mulia emas global di arena pasar spot mengalami kenaikan sangat tipis 0,04% ke US$ 1.904,61/troy ons. Di saat yang sama posisi indeks dolar yang mengukur kekuatan greenback terhadap mata uang lain naik 0,06%. Emas dan dolar AS bergerak berlawanan arah. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas cenderung terkoreksi. Begitu juga sebaliknya. Penguatan dolar AS membuat harga logam kuning itu menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain. Harga emas sempat reli belakangan ini akibat indeks dolar yang tertekan. Optimisme stimulus bakal mencapai kesepakatan dan diumumkan sebelum perhelatan akbar pemilu AS dilaksanakan pada 3 November nanti. Namun kini giliran kubu Partai Republik yang angkat suara dan keberatan soal nominal stimulus fiskal yang mencapai US$ 2 triliun. Menurut Republikan nominal tersebut terlalu besar dan memberatkan pemerintah di masa depan, terutama dengan utang yang semakin menggunung. Jadi walau paket stimulus bisa lolos di House of Representatives (yang didominasi Demokrat), tetapi masih bisa terganjal di Senat (di mana Republik menjadi mayoritas). Situasi menjadi semakin tidak jelas. "Sepertinya kita tidak akan ke mana-mana. Banyak bicara, tidak ada kerja," ujar Richard Shelby, Ketua Komite Kelayakan Senat, seperti diberitakan Reuters. Oleh karena itu, suara-suara pesimisme mulai terdengar di Gedung Putih. Lawrence 'Larry' Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih, mulai tidak yakin stimulus bisa diketok sebelum pelaksanaan pemilihan presiden (pilpres) 3 November mendatang. "Masih ada perbedaan pandangan yang signifikan dalam hal kebijakan. Mungkin ini belum bisa dituntaskan sebelum 3 November," kata Kudlow, seperti dikutip dari Reuters. Ketidakjelasan seputar stimulus membuat dolar AS menguat dan menekan harga emas. Sepanjang tahun ini harga logam mulia emas ikut terdongkrak akibat banjir stimulus fiskal dan moneter. Kebijakan moneter bank sentral terutama AS (the Fed) yang ultra longgar melalui suku bunga yang rendah serta injeksi likuiditas di pasar lewat quantitative easing membuat indeks dolar melorot dan imbal hasil aset safe haven lain yakni obligasi pemerintah AS jatuh ke teritori negatif. Dengan begitu, biaya peluang memegang emas sebagai aset tak berimbal hasil pun menjadi rendah dan investor beralih ke logam mulia ini. Di sisi lain kebijakan fiskal ekspansif yang juga dilakukan pemerintah global membuat pasokan uang beredar bertambah. Investor mulai memperhitungkan ancaman inflasi yang tinggi di masa depan. Emas yang merupakan aset lindung nilai terhadap devaluasi nilai tukar akibat inflasi pun mendapat berkahnya Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan-Bursa saham Asia kompak dibuka melemah pada perdagangan Kamis (22/10/2020), mengikuti bursa saham acuan global, Wall Street yang kembali terkoreksi pada Rabu kemarin (21/10/2020), akibat kekhawatiran pasar akan stimulus corona di Amerika Serikat (AS).
Tercatat indeks Nikkei di Jepang dibuka terkoreksi 0,48%, Hang Seng di Hong Kong turun 0,23%, Shanghai China terdepresiasi 0,28%, STI Singapura melemah 0,33% dan KOSPI Korea Selatan merosot 0,64%. Beralih ke barat, bursa saham AS, Wall Street, ditutup melemah pada Rabu (21/10/2020) atau Kamis pagi waktu Indonesia, seiring dari kekhawatiran pelaku pasar akan sulitnya kesepakatan yang tercapai dari paket stimulus corona di AS. Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,35% atau 99,09 poin ke level 28.209,69, kemudian S&P 500 turun 0,23% atau 7,8 poin ke 3.435,34, dan Nasdaq Composite yang kaya akan teknologi anjlok 0,28% atau 31,8 poin ke 11.484,69. Kepala Staf Gedung Putih Mark Meadows mengatakan bahwa saat ini masih ada sejumlah perbedaan antara Gedung Putih dan Kongres Demokrat. Sebelum memulai pembicaraan dengan Menteri Keuangan Steven Mnuchin, Ketua DPR AS Nancy Pelosi mengatakan masih ada kesempatan untuk tercapainya kesepakatan meskipun ada perlawanan dari Senat Republik, walaupun dia mengakui itu mungkin tidak berlarut sampai setelah pemilihan presiden. "Selama dia (Pelosi dan Mnuchin) terus melakukan pendekatan, maka masih ada kemungkinan bahwa stimulus bisa dilakukan dan investor terus optimis," kata Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities di Los Angeles, dikutip dari Reuters. James mengatakan investor menaruh harapan kesepakatan dapat tercapai pada Kamis. "Semua orang akan menunggu kabar berikutnya dari stimulus, antara hari ini atau besok." Investor juga sedang memantau debat kedua sekaligus terakhir antara calon petahana, Donald Trump dengan penantangnya, Joe Biden yang akan dilaksanakan pada Kamis malam waktu AS atau Jumat pagi waktu Indonesia. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan-Harga emas melanjutkan penguatan dari perdagangannya kemarin di pagi ini, Rabu (21/10/2020). Kabar baik soal paket stimulus ekonomi Covid-19 lanjutan di AS membuat harga emas terangkat.
Pada 09.10 WIB, harga emas global di arena pasar spot menguat 0,59% ke US$ 1.918/troy ons. Kemarin harga emas ditutup dengan penguatan ke level US$ 1.906,38/troy ons. Gedung Putih dan Partai Demokrat di Kongres AS semakin mendekati kesepakatan tentang RUU stimulus ekonomi baru. Presiden Donald Trump disebut bersedia menerima nominal stimulus yang lebih besar meskipun ada tentangan dari Partai Republik. Ketua DPR AS Nancy Pelosi pada hari Selasa mengatakan dia optimis Demokrat dapat mencapai kesepakatan dengan pemerintahan Trump tentang bantuan tambahan Covid-19 yang bisa digelontorkan pada awal bulan depan. Menurut Australia and New Zealand Banking Group (ANZ), paket stimulus fiskal AS akan memicu kenaikan harga emas. ANZ memperkirakan logam mulia itu bisa melonjak ke US$ 2.200 pada akhir tahun dan naik menjadi US$ 2.300 pada awal 2021. "Persetujuan paket bantuan AS akan menjadi pemicu kenaikan harga," kata ahli strategi komoditas ANZ Daniel Hynes dan Soni Kumari dalam laporan komoditas terbaru, mengutip Kitco News "Prospek emas positif di tengah meningkatnya kekhawatiran ekonomi akibat lonjakan Covid-19. Kebijakan bank sentral yang akomodatif dan suntikan likuiditas secara luas mendukung pasar," kata Hynes dan Kumari. Selain karena resesi global akibat lockdown untuk mengendalikan pandemi Covid-19, harga emas ikut terkerek naik lebih dari 25% sepanjang tahun ini karena stimulus fiskal dan moneter yang masif dari pemerintah dan bank sentral global. Era suku bunga murah mendekati nol persen ditambah dengan injeksi likuiditas melalui pelonggaran quantitative easing yang membuat neraca bank sentral menggembung membuat pasokan uang menjadi berlimpah. Di saat yang sama imbal hasil riil setelah dikurangi inflasi aset safe haven lain yaitu obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun sudah berada di teritori negatif membuat opportunity cost memegang emas menjadi lebih rendah. Kebijakan fiskal ekspansif juga turut membuat dolar AS terus terdepresiasi. Ekspektasi inflasi yang tinggi di masa depan meningkat. Alhasil para investor berbondong-bondong mencari perlindungan dan emas lah aset yang dipilih. Ini yang membuat harga emas terbang tahun Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan-Level US$ 1.900 seolah menjadi magnet kuat bagi emas. Pergerakan harga logam kuning tak pernah jauh dari level itu belakangan ini. Diskusi soal stimulus ekonomi dan pemilu AS hingga Brexit menjadi sentimen di pasar.
Selasa (20/10/2020), harga emas di pasar spot melorot 0,1%. Pada 08.35 WIB, harga logam mulia emas dibanderol di US$ 1.901,96/troy ons. Pada perdagangan kemarin, harga emas ditutup di US$ 1.904,27/troy ons. Dalam sebuah laporan yang ditulis oleh analis CommerzbankDaniel Briessman, pergerakan harga emas dipengaruhi oleh tiga hal yakni diskusi soal stimulus, kenaikan kasus Covid-19 dan juga Brexit. Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan Ketua DPR AS Nancy Pelocy kembali berdiskusi dan diharapkan keputusan apakah pengesahan RUU stimulus ekonomi lanjutan di AS dapat disahkan sebelum pemilu atau setelah pemilu bisa diputuskan Kamis pekan ini. Apabila ada kesepakatan soal stimulus dan bisa disahkan dalam waktu dekat tentu menjadi sentimen positif di pasar dan bakal mendongkrak harga emas. Emas sudah menguat lebih dari 25% sepanjang tahun ini akibat masifnya stimulus yang digelontorkan pemerintah maupun bank sentral. Ancaman inflasi yang tinggi di masa depan akibat pasokan dan harga uang yang rendah serta yield riil aset safe haven (minim risiko) lain seperti obligasi pemerintah AS yang sudah negatif membuat opportunity cost memegang aset tak berimbal hasil seperti emas menjadi lebih rendah. Di sisi lain kasus infeksi Covid-19 yang terus meningkat di seluruh dunia semakin mencemaskan dan membuat prospek perekonomian global menjadi suram. "Emas memulai minggu baru perdagangan sedikit lebih kuat pada US$ 1.900 per troy ounce. Harga emas mendapatkan dukungan dari kenaikan tajam dalam kasus virus corona baru, yang memicu kekhawatiran di antara para pelaku pasar," kata Briessman, mengutip Kitco. Lalu beralih ke Inggris, Perdana Menteri Boris Johnson mengatakan Negeri Ratu Elizabeth harus bersiap untuk menerima Hard Brexit jika Uni Eropa tak menyetujui perjanjian perdagangan bebas. "Minggu-minggu berikutnya akan menunjukkan apakah kedua belah pihak dapat bertemu satu sama lain dan bisa mengambil jalan tengah dan menghindari kerusakan [ekonomi] yang lebih substansial. Emas harus mendapat untung dari ketidakpastian ini, menurut pendapat kami," kata Briesemann. Kembali ke AS, perhelatan akbar pemilu kurang dari dua minggu lagi. Pasar juga mengantisipasinya. Siapapun yang bakal menjadi Presiden Negeri Adikuasa, harga emas diperkirakan bakal lanjut reli. Namun jika Joe Biden dari Partai Demokrat yang menang, ada kemungkinan reli emas lebih kencang karena Partai Biru AS tersebut cenderung lebih berani 'menghamburkan' uang. Hal ini terlihat dari usulan nominal stimulus yang diajukan sangatlah besar. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan- Pekan lalu harga emas dunia di arena pasar spot ditutup terkoreksi 1,6%. Awal pekan ini, harga emas mulai menunjukkan sinyal penguatan dan kembali ke level US$ 1.900/troy ons.
Sejak Oktober harga emas cenderung mondar-mandir di level resisten kuat US$ 1.900/troy ons. Harga emas sempat menyentuh level tertinggi di bulan ini di US$ 1.929,43/troy ons pada 9 Oktober lalu. Level tersebut dapat tercapai karena dolar AS yang ambles. Emas dan dolar bergerak berlawanan arah atau memiliki korelasi negatif yang kuat. Ketika indeks dolar yang mencerminkan kekuatan dolar AS terhadap mata uang lain naik, harga emas cenderung tertekan. Penguatan dolar AS tak terlepas dari kabar negosiasi seputar paket stimulus ekonomi AS yang mandek. Kemungkinan besar RUU paket stimulus Covid-19 lanjutan tak akan disahkan sebelum pemilu AS selesai. Baik Donald Trump selaku presiden, Partai Demokrat maupun Partai Republik belum sepakat soal besaran nilai stimulus yang diberikan. Ini menjadi sentimen negatif bagi emas. Lagipula kenaikan harga emas sampai 25% sepanjang tahun ini diakibatkan oleh masifnya stimulus fiskal dan moneter secara global. Besarnya stimulus yang digelontorkan membuat depresiasi nilai tukar terutama dolar AS. Ekspektasi inflasi yang tinggi di masa mendatang juga meningkat. Investor berlari dan mencari suaka dengan memasukkan emas ke dalam portofolio investasinya sehingga turut mengerek harganya. Pagi ini Senin (19/10/2020), harga emas naik 0,15%. Pada 09.10 WIB harga logam kuning tersebut naik ke level US$ 1.901,76/troy ons. Perhelatan akbar pemilu AS empat tahun sekali tinggal sebentar lagi. Pasar keuangan mulai mencermati betul dinamika politik dan ekonomi jelang momen penentuan siapa yang akan menjadi pemimpin bagi Negeri Paman Sam. T.D. Securities mengeluarkan laporan yang menyatakan bahwa emas bersifat "agnostik" bagi siapa pun yang memenangkan pemilihan. Namun, kemenangan pihak Demokrat diperkirakan akan memicu terjadinya reli emas besar-besaran, mengutip Kitco News. Laporan lain juga mengungkapkan hal yang sama. Adalah Standard Chartered yang menyebut jika Joe Biden menang, kecenderungan Demokrat untuk 'menghamburkan' uang lebih banyak berpotensi besar membuat dolar AS ambles dan harga emas terapresiasi. Untuk akhir tahun ini, target harga emas dipatok kembali ke US$ 2.000/troy ons. Sementara untuk tahun 2021, harga logam kuning tersebut berpotensi menguat lebih lanjut ke level US$ 2.100/troy ons. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan |
Archives
July 2021
Categories |