PT Equityworld Futures Medan-Pasar mata uang kripto (cryptocurrency) terpantau kompak bergerak menguat pada perdagangan Senin (31/5/2021) pagi, setelah sempat kembali melemah pada perdagangan Minggu (30/5/2021) akhir pekan lalu
Berdasarkan data dari Investing pukul 09:00 WIB, harga Bitcoin menguat 2,54% ke level US$ 34.767,6 atau setara dengan Rp 496.812.301, Ethereum melesat 3,49% ke US$ 2.298,92 (Rp 32.825.644). Berikutnya Litecoin melonjak 3,79% ke US$ 164,96 atau setara dengan Rp 2.356.739, Chainlink terkerek 6,27% ke 25,83 (Rp 367.839), Ripple meroket 10,39% ke US$ 0,895 (Rp 12.788), Cardano terbang 10,29% ke US$ 1,534 (Rp 21.923), dan Dogecoin naik 1,57% ke US$ 0,296 (Rp 4.224). Dalam sepekan, koin digital yang mengalami penguatan paling pesat adalah koin Chainlink yang meroket hingga 24,64% dan koin Cardano yang melesat hingga 17,5%. Sementara kripto yang masih tercatat melemah dalam sepekan terakhir yakni kripto Bitcoin yang melemah 1,46% dan Dogecoin yang ambles 1,89%. Sebelum kembali menguat cenderung tipis pada pagi hari ini, mata uang kripto kembali melemah pada perdagangan Minggu (30/5/2021) akhir pekan lalu, di mana Bitcoin merosot 4,23% di US$ 33.717,9/BTC atau setara dengan Rp 482 juta/koin (kurs Rp 14.300/US$), pada pukul 8:38 WIB, melansir data dari Refinitiv. Dengan penurunan tersebut, total sepanjang bulan ini harga Bitcoin ambrol lebih dari 40%, bahkan pada 19 Mei lalu nyaris menembus ke bawah US$ 30.000/BTC. Di waktu yang sama, harga Ethereum ambrol lebih dari 9% ke US$ 2.206,69/ETH, sementara sepanjang bulan ini nilainya menyusut 20%. Ripple lebih parah ketimbang Bitcoin, sepanjang bulan Mei jeblok nyaris 50%. Terakhir Dogecoin sepanjang bulan Mei penurunannya paling kecil, hanya 5%. Sepanjang Mei 2021, kripto mengalami crash sekitar dua kali. Hanya beberapa pekan setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Dalam 2 pekan sebelumnya, harga Bitcoin cs jeblok gila-gilaan, sementara di pekan lalu lebih stabil meski masih belum lepas dari tren penurunan. Meski demikian, Edward Moya analis di Oanda Corporation memperingatkan pasar kripto saat ini masih belum stabil. "Volatilitas di pasar kripto menurun di pekan ini, tetapi kemungkinan tidak akan berlangsung lama," kata Moya, sebagaimana dilansir Express, Minggu (30/5/2021) kemarin. "Bitcoin masih dalam fase konsolidasi, tetapi jika level US$ 37.000/BTC mendapat momentum, maka posisi bitcoin akan memburuk dengan cepat," tambahnya. Jebloknya harga Bitcoin cs kembali terjadi setelah mendapat "perlawanan" dari beberapa negara. China di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping melarang lembaga keuangan seperti bank dan fintech pembayaran untuk menyediakan layanan transaksi uang kripto. Selain itu China juga akan mengeluarkan aturan baru untuk menindak penambang dan perdagangan mata uang kripto. Lalu ada Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden yang memberlakukan pelaporan pajak untuk transaksi kripto di atas nilai tertentu, kali ini Iran juga melarang. Pemerintah Iran juga ikut mengumumkan larangan sementara penambangan Bitcoin dan cryptocurrency lainnya pada Rabu (26/5/2021). Alasannya, para pejabat menyebut aktivitas itu "boros" energi dan menyebabkan pemadaman listrik di sejumlah kota di Iran. Selain itu, Elon Musk yang membuat harga mata uang kripto meroket gila-gilaan di tahun ini juga membuatnya berbalik arah setelah mengumumkan Tesla menghentikan penggunaan Bitcoin dalam pembelian mobil Tesla. Alasannya, penambangan Bitcoin memicu peningkatan penggunaan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. "Tesla telah menangguhkan pembelian kendaraan menggunakan Bitcoin. Kami prihatin dengan peningkatan pesat penggunaan bahan bakar fosil untuk penambangan dan transaksi Bitcoin, terutama batu bara, yang memiliki emisi terburuk dari bahan bakar apa pun," kicau Elon Musk pada pertengahan Mei lalu. Baca: Crypto Crash! Harga Bitcoin Jeblok Lebih dari 40% Bulan Ini Pelemahan kripto pada akhir pekan lalu juga diperparah dengan kabarnya temuan pertambangan Bitcoin besar ilegal di Inggris, setelah polisi setempat menggeledah tempat yang diperkirakan merupakan ladang ganja. Tambang yang terletak di unit industri di pinggiran kota Birmingham, Inggris tersebut telah mencuri listrik senilai ribuan pound dari jaringan listrik. Sebelumnya, polisi menggeledah unit di Sandwell pada 18 Mei lalu karena dukungan intelijen yang membuat mereka percaya itu digunakan sebagai pertanian ganja. Banyak orang yang mengunjungi unit di berbagai titik hari itu. Polisi mengatakan bahwa ada banyak kabel dan saluran ventilasi yang terlihat. Pesawat tak berawak polisi juga mendeteksi sumber panas yang datang dari gudang di mana tambang tersebut berada. "Ini semua adalah "tanda klasik" dari pertanian ganja. Namun, kami menemukan bank sekitar 100 komputer dan tidak ada ganja saat memasuki gedung". Kata Jennifer Griffin, Sersan Polisi Sandwell, dikutip dari CNBC International. "Gudang tersebut memiliki alat untuk pengaturan budidaya ganja dan saya percaya ini hanya tambang kripto kedua yang kami temui di West Midlands." tambahnya. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan
0 Comments
PT Equityworld Futures Medan-Bursa Eropa menguat suam-suam kuku pada sesi awal perdagangan Jumat (28/5/2021), menuju titik tertinggi baru menyusul ekspektasi pemulihan ekonomi di Amerika Serikat (AS).
Indeks Stoxx 600 naik 0,3% pada sesi pembukaan, dengan indeks saham sektor bahan baku dasar melompat 0,9% memimpin reli indeks saham sektoral lainnya. Indeks berisi 600 saham unggulan Eropa ini sempat menyentuh level tertinggi baru kemarin pada 447,82. Selang 30 menit kemudian, indeks Stoxx 600 masih tumbuh 1,5 poin (+0,33%) ke 447,9. dan CAC Prancis bertambah 21,2 poin (+0,33%) ke 6.456,89. Namun, indeks FTSE tumbuh 20,97 poin (+0,3%) menjadi 7.040,64 dan DAX Jerman lompat 65,1 poin (+0,42%) ke 15.471,79. Data positif muncul dari AS berupa klaim tunjangan pengangguran baru yang menurun ke level terendah selama era pandemi yakni 406.000. Data tersebut mengindikasikan bahwa tekanan ekonomi di AS mulai surut. Bursa utama Asia cenderung menguat, dipimpin bursa Jepang yang melesat 2%, sementara kontrak berjangka (futures) indeks saham AS menuju penguatan. Investor memonitor negosiasi di Washington terkait dengan paket belanja infrastruktur. Anggota Senat dari Partai Republik mengajukan proposal senilai US$ 928 miliar untuk menggantikan proposal Presiden AS Joe Biden, yang mengusulkan kucuran sebesar US$ 1,7 triliun. Di Eropa, Organisasi Penerbangan Sipil Internasional yang dibawahi Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) berencana melakukan investigasi atas insiden Belarus di mana penerbangan Ryanair terpaksa mendarat darurat yang diikuti penangkapan jurnalis oposan pemerintah Rusia. Sementara itu, Rusia memblok maskapai Air France dan Austrian Airlines dari wilayah udaranya setelah keduanya mengubah rencana penerbangannya melayani rute Rusia guna memprotes insiden tersebut. Perdana Menteri Inggris Boris Johnson telah mengingatkan bahwa rencana pencabutan sepenuhnya pembatasan sosial mulai 21 Juni berpeluang ditunda setelah terdeteksinya virus Corona varian India di negeri monarki itu. Pelaku pasar bakal memantau rilis data iklim bisnis, sentimen ekonomi, dan survei keyakinan konsumen periode Mei untuk zona Euro. Prancis bakal mempublikasikan angka pertumbuhan ekonomi kuartal I-2021 dan gambaran awal inflasi Mei. Dari sisi korporasi, pasar akan memantau rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) emiten minyak asal Prancis Total, yang berencana mengubah namanya menjadi TotalEnergies untuk menggarap energi terbarukan. Saat ini, saham Siemens melesat 3,5% memimpin penguatan di indeks Stoxx 600. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan- Mata uang digital alias kripto kian menjadi fenomena dan mendampingi emas sebagai aset investasi yang sedang naik daun dan diuntungkan di tahun tahun ini. Harganya yang terus melesat melebihi kenaikan emas membuat para trader dan investor kalangan muda memburu aset investasi yang belum sah sebagai mata uang ini.
Namun siapa sangka, peningkatan nilai kedua aset yang terjadi bersamaan tersebut memunculkan kembali perdebatan terkait aset investasi mana yang akan menjadi tempat penyimpanan dan lindung nilai (hedging) yang lebih baik. Pengamat pasar modal Universitas Indonesia, Budi Frensidy mengatakan bahwa semenjak kripto berhasil mengalami reli tajam, maka banyak investor yang menyebutkan bahwa kripto memiliki sifat seperti logam kuning sehingga kripto dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar tersebut dijuluki sebagai emas versi digital. Kendati demikian, kripto disebutnya belum bisa dikatakan menjadi penyimpanan nilai atau lindung nilai. Ini berbeda dengan emas yang memiliki pergerakan lebih stabil dengan rekam jejak yang telah terbukti bertahun-tahun. "Kalau dipandang sebagai lindung nilai, kita enggak punya data yang mendukung itu. Kecuali memang emas sebagai lindung nilai karena bergerak, mempunyai korelasi negatif dengan saham itu benar. Kalau Kripto sepenuhnya ada di tangan spekulan yang memenuhi supply demand di pasar. Belum bisa dikatakan seperti emas Bitcoin ini," kata Budi di Program InvesTime CNBC Indonesia, Selasa malam (25/5/2021). Ia menyebut bahwa masih terbilang sulit untuk menganggap kripto sebagai aset spekulatif terbaik untuk saat ini. Pandangan kripto yang berpotensi memberikan nilai lebih besar bagi investor dibandingkan dengan emas juga terbilang sulit dikatakan. Selain itu, ada banyak momentum perdagangan yang menguntungkan bagi emas saat ini. Emas memiliki sifat investasi yang lebih baik dalam beberapa kasus dibandingkan dengan kripto. "Jadi agak susah mengatakan karena enggak ada data empiris. Kalau emas benar, saat orang menghindari aset financial, cukup banyak yang akan memindahkannya ke emas. Untuk nilai [hedging] itu masih miliknya emas," paparnya Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan-Tren bullish harga emas diperkirakan masih akan berlanjut. Harga emas masih 'nangkring' di atas rerata pergerakan harga jangka panjangnya (Moving Average 200/MA200).
Pagi ini, harga emas dunia di pasar spot mengalami penurunan 0,1% ke US$ 1.879/troy ons. Dalam satu bulan terakhir harga emas sudah naik hampir 6% saat aset kripto Bitcoin anjlok lebih dari 25%. Setelah ambrol, harga Bitcoin mencoba rebound. Sempat tertekan mendekati US$ 30.000, kini harga satu keping token digital itu balik arah menguat ke US$ 40.000. Kenaikan harga Bitcoin memang berpeluang menjadi tekanan bagi emas. Ketika harga Bitcoin cs anjlok, ada kemungkinan aliran dana para investor bergerak menuju aset safe haven emas dan membantu mendongkrak harga aset ini. Namun volatilitas yang tajam dari cryptocurrency juga menjadi risiko yang cenderung dihindari saat risk appetite menurun. Selain pergerakan aset kripto, investor juga perlu mencermati pergerakan indeks dolar. Emas layaknya rival dengan greenback. Ketika emas menguat dolar AS cenderung melemah. Begitu juga sebaliknya. Menurut Franky Nangoy selaku senior market strategist Fullerton Research, indeks dolar berpeluang menguji level support di 89,7. Apabila indeks dolar gagal menyentuh titik ini maka waspada pembalikan arah yang bisa menekan emas. Di sisi lain risalah rapat pengambil kebijakan The Fed yang mensinyalkan bakal membahas isu tapering ketika perekonomian terus berangsur membaik juga menjadi downside risk bagi emas. Emas selama ini dikenal sebagai aset untuk lindung nilai (hedging) terhadap inflasi. Saat bank sentral menempuh kebijakan moneter longgar itu berarti mereka sedang berupaya mendepresiasi nilai tukarnya. Nilai dolar yang terdepresiasi berarti tenaga beli (purchasing power)-nya juga turun. Secara sederhana kekayaan orang yang memegang uang tunai atau kas akan tergerus. Tak mau hal ini terjadi investor biasanya mengambil langkah dengan membeli emas yang tak bisa dicetak oleh bank sentral. Secara umum downside risk untuk harga emas ada tiga. Pertama adalah kenaikan harga aset cryptocurrency. Kedua adalah penguatan dolar AS dan ketiga adalah risiko pembalikan arah kebijakan moneter The Fed. Namun apabila dilihat dari fundamental ekonomi pun risiko ketidakpastian semakin tinggi. Ketika dunia barat seperti Amerika Serikat dan Eropa mulai membuka kembali perekonomiannya, beberapa negara kawasan Asia justru melakukan hal sebaliknya. India, Malaysia, Taiwan dan Singapura justru menghadapi kenaikan kasus infeksi Covid-19 yang memaksa mereka untuk kembali menerapkan lockdown. Eropa yang sering buka tutup perekonomian juga tercatat mengalami double dip recession alias resesi kambuhan. Dengan berbagai risiko yang ada, tone di pasar yang berubah menjadi sedikit konservatif adalah hal yang wajar. Itulah mengapa emas kembali naik pamor dan lagi-lagi diburu banyak orang. Emas sudah berada di atas US$ 1.875/troy ons. Selanjutnya pelaku pasar menanti harga emas bakal melenggang ke US$ 1.900/troy ons. Banyak analis yang yakin bahwa emas bakal kembali ke level all time high yang sebelumnya disentuh pada Agustus tahun lalu di US$ 2.000/troy ons. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan-Mata uang kripto Bitcoin pada perdagangan hari Minggu (23/5/2021) sempat mengalami penurunan sebesar 16%. Menurut data Coin Meters, Mother of Crypto itu turun ke US$ 31.772,43 (Rp 455 juta) setelah Jumat ke US$ 35.891 atau Rp 515 juta.
Dikutip CNBC International, penurunan ini terjadi dari aksi jual Bitcoin baru-baru ini karena dilanda serangkaian berita negatif. Bukan hanya dari influencer yang selama ini me-pom-pom pergerakan tapi juga dan regulator utama di sejumlah negara. Musk dalam keterangannya menyebutkan adanya kekhawatiran bahwa Bitcoin menyebabkan penggunaan bahan bakar fosil yang meningkat pesat. Dia juga menyinggung data dari peneliti di Universitas Cambridge yang menunjukkan lonjakan penggunaan listrik bitcoin tahun ini. Di lain sisi, aksi jual secara massif masih terjadi di pasar kripto setelah tindakan keras pemerintahan China. Pada awal minggu kemarin, Negeri Presiden Xi Jinping melarang lembaga keuangan seperti bank dan fintech pembayaran untuk menyediakan layanan transaksi uang kripto. China juga mengingatkan investor agar tidak memperdagangkan uang kripto spekulatif. Pada akhir pekan kemarin, China menambah hantaman dengan mengaku akan mengeluarkan aturan baru untuk menindak penambang dan perdagangan mata uang kripto. Hal ini akan dilakukan melalui regulasi yang akan ditetapkan oleh pemerintah. Wakil Perdana Menteri China Liu He dan Dewan Negara mengatakan dibutuhkan regulasi yang lebih ketat untuk melindungi sistem keuangan. "Perlu untuk Menindak penambangan Bitcoin dan perilaku perdagangan, dan dengan tegas mencegah transmisi risiko individu ke bidang sosial," tulis pernyataan bersama dikutip dari CNBC International. Kekhawatiran China terhadap aktivitas penambangan dan transaksi kripto ini lantaran kegiatan tersebut dinilai menjadi pusat sejumlah masalah. Sama seperti Musk, penambangan Bitcoin dilakukan oleh komputer dengan penggunaan energi yang besar untuk membuka mata uang kripto. "Penting untuk menjaga kelancaran pasar saham, utang, dan valuta asing, menindak keras kegiatan sekuritas ilegal, dan menghukum berat kegiatan keuangan ilegal," tambah pernyataan tersebut lagi. Sementara itu, kabar buruk juga datang dari pemerintah Amerika Serikat (AS). Pemerintah Joe Biden akan memberi rambu-rambu terhadap perdagangan mata uang kripto. Biden punya rencana bahwa pengiriman mata uang kripto senilai lebih dari US$ 10.000 harus melapor ke Lembaga Penerimaan Negara (IRS). Untuk itu, pemerintahan Biden siap untuk menambah jumlah personel IRS untuk meningkatkan kepatuhan pajak warga. "Seperti halnya transaksi tunai, pihak yang menerima lebih dari US$ 10.000 dalam bentuk aset kripto harus melapor," sebut laporan Kementerian Keuangan AS. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan- Harga Bitcoin mulai bangkit dan emas tertekan. Setelah ambles ke bawah US$ 40.000/BTC aset cryptocurrency besutan Satoshi Nakamoto tersebut perlahan merangkak naik.
Emas yang sempat berhasil melenggang ke atas US$ 1.875/troy ons kemarin terkoreksi hari ini. Di arena pasar spot harga emas dunia melemah 0,26% ke US$ 1.871,8/troy ons. Sejak 2021, hubungan emas dan Bitcoin cenderung berlawanan arah, layaknya emas dengan greenback. Di awal tahun investor institusi memilih menjual aset emasnya dan berpindah ke Bitcoin sehingga harganya naik tinggi. Namun belakangan ini ketika harga Bitcoin ambles JP Morgan menyebut bahwa investor institusi kembali memburu emas. Emas memang bukanlah aset produktif seperti saham atau obligasi. Begitupun Bitcoin yang pada awal kemunculannya diharapkan bisa mengganti fungsi mata uang fiat dan sistem moneter yang ada. Hanya saja sejarah panjang emas sebagai mata uang selama berabad-abad membuatnya punya nilai. Emas dianggap sebagai store of value dan layak dipakai untuk lindung nilai dari inflasi (hedging). Maklum emas tak bisa dicetak kapanpun dan berapapun jumlahnya oleh bank sentral. Hal ini jelas berbeda dengan mata uang fiat pada umumnya. Pasokan emas yang cenderung stabil membuatnya mampu berperan sebagai aset untuk hedging dan diversifikasi. Hanya saja popularitas emas menurun sejak Bitcoin menjadi booming. Kenaikan harga Bitcoin yang sangat fantastis membuat banyak pihak baik investor ritel maupun institusi meliriknya. Emas jadi punya tandingan. Sekarang harga emas sudah keluar dari tekanan. Memang ada peluang terjadinya koreksi sehat. Namun tren bullish emas dinilai belum akan berakhir. Masih ada ruang emas untuk menguat ke US$ 2.000/troy ons lagi. Dini hari tadi indeks acuan saham Wall Street kompak ditutup ke zona hijau. Data tunjangan klaim pengangguran yang terus menurun menjadi sinyal positif dan memberikan tenaga bagi pasar saham untuk menguat setelah tertekan selama tiga hari beruntun. Angka pengangguran yang terus turun menjadi indikator positif bahwa perekonomian terbesar di dunia semakin membaik seiring dengan masifnya vaksinasi dan pembukaan ekonomi secara gradual. Namun pelaku pasar juga masih mencerna risalah rapat komite pengambil kebijakan The Fed yang mulai mensinyalkan perlunya tapering jika kondisi perekonomian semakin membaik. Meskipun begitu, bos The Fed Jerome Powell masih memperingatkan bahwa perekonomian belum pulih benar kembali ke level sebelum pandemi. Pemulihan pun masih belum terjadi secara merata. Ini menjadi tantangan utama bank sentral Negeri Adidaya untuk merubah stance kebijakan moneternya dari dovish menjadi hawkish. Apabila mengacu pada laporan kebijakan moneter The Fed, kebanyakan anggota komite pengambil kebijakan cenderung berpikir untuk menaikkan suku bunga acuan tahun 2023 mendatang. Hanya saja perlu diingat bahwa ini bukan masalah waktu kapan suku bunga harus dinaikkan, tetapi lebih ke perkembangan perekonomian. Dual mandate yang dibebankan kepada The Fed mengharuskan bank sentral untuk bisa menjaga stabilitas harga dan mewujudkan kondisi maximum employment. Inilah tantangan yang dihadapi The Fed saat ini. Pasalnya inflasi di AS sudah menunjukkan adanya kenaikan sementara tingkat pengangguran walau sudah menurun tetapi belum kembali ke level pra-pandemi. Bulan lalu inflasi tercatat naik 4,2% secara tahunan. Ini menjadi kenaikan tertinggi dalam lebih dari satu dekade terakhir. Bagaimanapun juga kenaikan inflasi secara umum akan menguntungkan harga emas Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan- Harga aset digital Bitcoin terus mengalami penurunan. Untuk pertama kalinya dalam 14 pekan terakhir harga mata uang kripto besutan Satoshi Nakamoto tersebut turun ke bawah US$ 40.000. Di saat inilah momentum bagi emas untuk kembali mencuri perhatian banyak orang seperti tahun lalu.
Harga emas lanjut naik pada perdagangan hari ini, Kamis (20/5/2021). Pada jam perdagangan Asia, harga emas dunia mengalami apresiasi tipis sebesar 0,06% ke US$ 1.870/troy ons di pasar spot. Di saat yang sama harga Bitcoin terus mengalami penurunan dan sekarang sudah bergerak ke bawah US$ 38.000/BTC. Korelasi kedua aset ini sepanjang tahun 2021 cenderung negatif. Artinya pergerakan keduanya berlawanan arah. Ketika harga Bitcoin turun, harga emas cenderung naik. Begitu pula sebaliknya. Bisa dibilang Bitcoin dan emas adalah rival layaknya si logam kuning dengan dolar AS. Tren penguatan harga emas berpeluang lanjut. Apalagi jika harga cryptocurrency semakin ambrol dikombinasikan dengan semakin melemahnya greenback. Adanya ancaman inflasi yang tinggi semakin menambah tenaga emas untuk menguat. Semalam harga saham-saham di Wall Street cenderung melemah. Setelah sebelumnya dibayangi dengan data penjualan rumah yang kurang memuaskan, kini risalah rapat komite pengambil kebijakan The Fed menjadi sorotan. Tepat pukul 01.00 WIB dini hari bank sentral AS risalah tersebut diunggah ke situs resminya. Notulen rapat pengambil kebijakan The Fed pada 27-28 April lalu itu memberikan sinyal yang dicari pasar. Pejabat The Fed mengungkapkan, peningkatan aktivitas ekonomi yang signifikan membuka peluang diskusi untuk mengambil stance hawkish. Apabila perkembangan ekonomi semakin membaik menuju target yang ingin dicapai, maka perlu ada diskusi tentang rencana untuk melakukan tapering. Likuiditas yang berlimpah, vaksinasi yang agresif memicu pembukaan kembali ekonomi. Ketika roda ekonomi mulai berputar, uang mulai berpindah tangan dengan laju yang lebih cepat dan tak hanya mengendap di bank. Permintaan yang naik tetapi tidak diimbangi dengan pasokan yang mencukupi, likuiditas yang ample serta ekspektasi inflasi yang tinggi akhirnya berakibat pada suhu tubuh perekonomian yang semakin hangat. Inflasi bulan lalu tercatat mencapai 4,2%. Jika dihitung secara tahunan pertumbuhannya merupakan yang paling tinggi sejak 2008. Namun secara bulanan paling tinggi dalam tiga dekade terakhir. Sasaran target inflasi The Fed berada di kisaran rata-rata 2%. Jelas jika inflasi terus merangkak naik, The Fed harus segera ambil ancang-ancang untuk mengetatkan kebijakan moneter agar ekonomi tidak overheat. Hanya saja pandemi yang belum berakhir, kondisi ekonomi yang belum pulih dan pemulihannya pun tidak merata membuat bos The Fed Jerome Powell menegaskan akan terus memantau perkembangan pemulihan. Bagaimanapun juga di tengah kebijakan makro yang akomodatif tapi dibarengi dengan risk sentimen yang menurun, emas menjadi salah satu opsi yang bisa dimasukkan ke dalam portofolio. Banyak analis kini semakin mantap memprediksi harga emas bisa rebound dan menyentuh level US$ 2.000/troy ons seperti Agustus tahun lalu. Harga emas yang sudah berada di atas rata-rats pergerakan jangka panjangnya (moving average/MA 50, 100 dan 200) bisa menjadi modal emas untuk tembus rekor. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan |
Archives
July 2021
Categories |