PT Equityworld Futures Medan-Pasar mata uang kripto (cryptocurrency) terpantau kompak bergerak menguat pada perdagangan Senin (31/5/2021) pagi, setelah sempat kembali melemah pada perdagangan Minggu (30/5/2021) akhir pekan lalu
Berdasarkan data dari Investing pukul 09:00 WIB, harga Bitcoin menguat 2,54% ke level US$ 34.767,6 atau setara dengan Rp 496.812.301, Ethereum melesat 3,49% ke US$ 2.298,92 (Rp 32.825.644). Berikutnya Litecoin melonjak 3,79% ke US$ 164,96 atau setara dengan Rp 2.356.739, Chainlink terkerek 6,27% ke 25,83 (Rp 367.839), Ripple meroket 10,39% ke US$ 0,895 (Rp 12.788), Cardano terbang 10,29% ke US$ 1,534 (Rp 21.923), dan Dogecoin naik 1,57% ke US$ 0,296 (Rp 4.224). Dalam sepekan, koin digital yang mengalami penguatan paling pesat adalah koin Chainlink yang meroket hingga 24,64% dan koin Cardano yang melesat hingga 17,5%. Sementara kripto yang masih tercatat melemah dalam sepekan terakhir yakni kripto Bitcoin yang melemah 1,46% dan Dogecoin yang ambles 1,89%. Sebelum kembali menguat cenderung tipis pada pagi hari ini, mata uang kripto kembali melemah pada perdagangan Minggu (30/5/2021) akhir pekan lalu, di mana Bitcoin merosot 4,23% di US$ 33.717,9/BTC atau setara dengan Rp 482 juta/koin (kurs Rp 14.300/US$), pada pukul 8:38 WIB, melansir data dari Refinitiv. Dengan penurunan tersebut, total sepanjang bulan ini harga Bitcoin ambrol lebih dari 40%, bahkan pada 19 Mei lalu nyaris menembus ke bawah US$ 30.000/BTC. Di waktu yang sama, harga Ethereum ambrol lebih dari 9% ke US$ 2.206,69/ETH, sementara sepanjang bulan ini nilainya menyusut 20%. Ripple lebih parah ketimbang Bitcoin, sepanjang bulan Mei jeblok nyaris 50%. Terakhir Dogecoin sepanjang bulan Mei penurunannya paling kecil, hanya 5%. Sepanjang Mei 2021, kripto mengalami crash sekitar dua kali. Hanya beberapa pekan setelah mencetak rekor tertinggi sepanjang masa. Dalam 2 pekan sebelumnya, harga Bitcoin cs jeblok gila-gilaan, sementara di pekan lalu lebih stabil meski masih belum lepas dari tren penurunan. Meski demikian, Edward Moya analis di Oanda Corporation memperingatkan pasar kripto saat ini masih belum stabil. "Volatilitas di pasar kripto menurun di pekan ini, tetapi kemungkinan tidak akan berlangsung lama," kata Moya, sebagaimana dilansir Express, Minggu (30/5/2021) kemarin. "Bitcoin masih dalam fase konsolidasi, tetapi jika level US$ 37.000/BTC mendapat momentum, maka posisi bitcoin akan memburuk dengan cepat," tambahnya. Jebloknya harga Bitcoin cs kembali terjadi setelah mendapat "perlawanan" dari beberapa negara. China di bawah pemerintahan Presiden Xi Jinping melarang lembaga keuangan seperti bank dan fintech pembayaran untuk menyediakan layanan transaksi uang kripto. Selain itu China juga akan mengeluarkan aturan baru untuk menindak penambang dan perdagangan mata uang kripto. Lalu ada Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden yang memberlakukan pelaporan pajak untuk transaksi kripto di atas nilai tertentu, kali ini Iran juga melarang. Pemerintah Iran juga ikut mengumumkan larangan sementara penambangan Bitcoin dan cryptocurrency lainnya pada Rabu (26/5/2021). Alasannya, para pejabat menyebut aktivitas itu "boros" energi dan menyebabkan pemadaman listrik di sejumlah kota di Iran. Selain itu, Elon Musk yang membuat harga mata uang kripto meroket gila-gilaan di tahun ini juga membuatnya berbalik arah setelah mengumumkan Tesla menghentikan penggunaan Bitcoin dalam pembelian mobil Tesla. Alasannya, penambangan Bitcoin memicu peningkatan penggunaan bahan bakar fosil yang tidak ramah lingkungan. "Tesla telah menangguhkan pembelian kendaraan menggunakan Bitcoin. Kami prihatin dengan peningkatan pesat penggunaan bahan bakar fosil untuk penambangan dan transaksi Bitcoin, terutama batu bara, yang memiliki emisi terburuk dari bahan bakar apa pun," kicau Elon Musk pada pertengahan Mei lalu. Baca: Crypto Crash! Harga Bitcoin Jeblok Lebih dari 40% Bulan Ini Pelemahan kripto pada akhir pekan lalu juga diperparah dengan kabarnya temuan pertambangan Bitcoin besar ilegal di Inggris, setelah polisi setempat menggeledah tempat yang diperkirakan merupakan ladang ganja. Tambang yang terletak di unit industri di pinggiran kota Birmingham, Inggris tersebut telah mencuri listrik senilai ribuan pound dari jaringan listrik. Sebelumnya, polisi menggeledah unit di Sandwell pada 18 Mei lalu karena dukungan intelijen yang membuat mereka percaya itu digunakan sebagai pertanian ganja. Banyak orang yang mengunjungi unit di berbagai titik hari itu. Polisi mengatakan bahwa ada banyak kabel dan saluran ventilasi yang terlihat. Pesawat tak berawak polisi juga mendeteksi sumber panas yang datang dari gudang di mana tambang tersebut berada. "Ini semua adalah "tanda klasik" dari pertanian ganja. Namun, kami menemukan bank sekitar 100 komputer dan tidak ada ganja saat memasuki gedung". Kata Jennifer Griffin, Sersan Polisi Sandwell, dikutip dari CNBC International. "Gudang tersebut memiliki alat untuk pengaturan budidaya ganja dan saya percaya ini hanya tambang kripto kedua yang kami temui di West Midlands." tambahnya. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
July 2021
Categories |