PT Equityworld Futures Medan-Harga kripto utama terpantau cenderung beragam pada perdagangan Rabu (3/8/2022), di tengah memanasnya kembali tensi geopolitik antara Amerika Serikat (AS) dengan China setelah Ketua DPR AS, Nancy Pelosi melakukan kunjungan ke Taiwan.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:10 WIB, Bitcoin melemah 0,89% ke harga US$ 22.842,98/koin atau setara dengan Rp 340.588.832/koin (asumsi kurs Rp 14.910/US$). Namun Ethereum menguat 0,34% ke US$ 1.615,43/koin atau Rp 24.086.061/koin. Sedangkan untuk koin digital (token) alternatif (alternate coin/altcoin) seperti Solana ambles 3,66% ke US$ 39,22/koin (Rp 584.770/koin), XRP merosot 2,56% ke US$ 0,3674/koin (Rp 5.478/koin), dan Dogecoin drop 2,23% ke US$ 0,06609/koin (Rp 985/koin). Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini. Cryptocurrency Dalam Dolar AS Dalam Rupiah Perubahan Harian (%) Perubahan 7 Hari (%) Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar) Bitcoin (BTC) 22.842,98 340.588.832 -0,89% 8,06% 435,80 Ethereum (ETH) 1.615,43 24.086.061 0,34% 12,85% 196,04 Tether (USDT) 1,00 14.910 -0,01% 0,01% 66,42 USD Coin (USDC) 1,00 14.910 0,05% 0,05% 54,42 BNB 281,71 4.200.296 1,11% 12,25% 45,39 Binance USD 1,00 14.910 -0,05% -0,06% 17,91 XRP 0,3674 5.478 -2,56% 9,54% 17,78 Cardano (ADA) 0,499 7.440 -1,10% 7,60% 16,89 Solana (SOL) 39,22 584.770 -3,66% 9,29% 13,57 Dogecoin (DOGE) 0,06609 985 -2,23% 6,17% 8,75 Sumber: CoinMarketCap Bitcoin cenderung terkoreksi ke kisaran harga US$ 22.000 pada hari ini, di tengah memanasnya kembali tensi geopolitik antara AS dengan China setelah Ketua House of Representatives, Nancy Pelosi melakukan kunjungan ke Taiwan. Pelosi telah tiba di Taiwan pada Senin malam waktu setempat. Pelosi menyebut kunjungan tersebut sebagai bentuk solidaritas terhadap Taiwan. "Kunjungan kami ke Taiwan adalah bentuk penghormatan dan dukungan AS terhadap demokrasi. Solidaritas AS terhadap 23 juta rakyat Taiwan adalah sangat penting untuk saat ini, karena dunia sedang dihadapkan kepada pilihan demokrasi atau otokrasi," kata Pelosi usai mendarat di Taipei, sebagaimana diwartakan Reuters. China tentu meradang. Pasalnya, selama ini China tidak mengakui kedaulatan Taiwan sebagai sebuah negara. Taiwan, menurut China, adalah salah satu dari provinsi mereka. Kebijakan One China Policy alias hanya ada satu China membuat Negeri Tirai Bambu geram terhadap ulah AS, terutama Pelosi. Sebagai catatan, ini adalah kunjungan pertama Ketua House of Representatives Negeri Adidaya ke Taiwan dalam 25 tahun terakhir. "Kunjungan ini berdampak parah terhadap fondasi hubungan AS-China. Ini juga merupakan pelanggaran serius terhadap kedaulatan dan integritas wilayah China," tegas Kementerian Luar Negeri China melalui keterangan tertulis. Tidak hanya mengecam, China pun menggertak dengan mengutus sejumlah pesawat tempur untuk terbang di atas Selat Taiwan sebelum kehadiran Pelosi. Pihak militer China mengungkapkan mereka sedang memasang mode kewaspadaan tinggi dan akan melancarkan operasi militer dengan target khusus (targeted military operations). Militer China juga menggelar latihan tempur baik matra laut maupun udara di Selat Taiwan. Negara yang dipimpin oleh Presiden Xi Jinping itu pun disebut-sebut siap untuk menguji misil di wilayah timur perairan Taiwan. Alhasil, aset berisiko yang sebelumnya cerah, kembali terkoreksi karena pelaku pasar cenderung 'panik' setelah adanya kabar tersebut. Di lain sisi, pejabat tinggi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) menegaskan akan tetap menaikkan suku bunga lebih tinggi untuk menekan inflasi yang melonjak dan komentar tersebut terbukti cukup untuk mendorong harga Bitcoin dan aset berisiko lainnya lebih rendah. Spekulasi meningkat pada pekan lalu bahwa The Fed akan mengurangi kampanye melawan inflasi setelah sebuah laporan menunjukkan bahwa ekonomi telah berkontraksi untuk dua kuartal berturut-turut, dipandang oleh banyak pedagang sebagai tanda resesi secara teknikal. Selain itu pada Selasa kemarin, Departemen Tenaga Kerja AS menerbitkan Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja (JOLTS), sebuah laporan yang diawasi ketat oleh pejabat Fed, menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan turun 605.000 pada bulan Juni, menjadi penurunan bulanan terbesar sejak April 2020, ketika pandemi melanda bisnis. Namun, pasar pekerjaan tetap kuat dan masih ada 1,8 pekerjaan untuk setiap orang yang menganggur di bulan Juni, menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja masih dalam kondisi full employment, seakan memberi lampu hijau kepada The Fed untuk kenaikan suku bunga lagi di bulan September. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan- Emas melemah pada awal Agustus setelah sempat melonjak tajam. Pada perdagangan Senin (1/8/2022) pukul 06:40 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.761,,48 per troy ons. Turun 0,22%.
Pelemahan emas kemarin memutus tren positif emas yang berlangsung sejak Rabu hingga Jumat pekan lalu. Pada perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (29/7/2022), emas menguat 0,6% ke US$ 1.765,22 per troy ons. Dalam sepekan, harga emas masih menguat 2,5% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih melemah 2,7% sementara dalam setahun merosot 2,9%. Jim Wyckoff, analis dari Kitco Metals, mengatakan kendati emas melemah pada pagi hari ini tetapi kinerja emas terbilang luar biasa. Emas mampu bangkit dari harga di bawah US$ 1.700 pada 20 Juli lalu menjadi ke kisaran US$ 1.760 per troy ons pada akhir pekan lalu. Dalam 10 hari emas menguat US$ 65 per troy ons atau sekitar 3,8%. Wyckoff menjelaskan kenaikan tajam emas karena sinyal dari bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed yang akan mengerem kebijakan agresifnya dengan mempertimbangkan indikator ekonomi, seperti pertumbuhan. Sinyal tersebut langsung membuat dolar AS melemah sehingga emas terkerek naik. Dollar Index sempat melemah ke posisi 105,9 pada Jumat pekan lalu, terendah sejak 4 Juli 2022. "Jika inflasi AS pada Juli kembali memburuk, Fed akan kembali agresif. Ini akan berat bagi emas," tutur Wyckoff. Senada, analis dari FXTM Lukman Otunuga juga mengatakan emas kembali merangkak naik karena dolar AS melemah dan ekspektasi pasar yang melemah terhadap kenaikan suku bunga acuan. "Jika inflasi kembali melonjak maka emas akan ambruk karena pasar menaikkan kembali ekspektasi kenaikan suku bunga acuan," ujarnya Beralih ke bursa saham AS, tiga indeks utama melonjak signifikan pada perdagangan akhir pekan lalu. Dow Jones Industrial Average (DJIA), S&P 500, dan Nasdaq Composite naik 0,97%, 1,42%, dan 1,88%. Wall Street menutup perdagangan Juli dengan cerah. Sepanjang bulan lalu, S&P 500 meroket 9,1%, kenaikan bulanan tertinggi sejak November 2020. Sedangkan Nasdaq 'terbang' 12,3%, lompatan bulanan tertinggi sejak April 2020. Padahal bulan ini ada rapat bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) yang memutuskan kenaikan suku bunga acuan sebanyak 75 basis poin (bps). Sepanjang tahun ini, Ketua Jerome 'Jay' Powell sudah menaikkan Federal Funds Rate sebanyak 225 bps dan kemungkinann besar masih berlanjut. Rezim suku bunga tinggi adalah musuh bagi pasar saham. Sebab, biaya ekspansi emiten menjadi lebih mahal sehingga menggerus laba. Investor pun sulit berharap dividen tinggi. Namun, pelaku pasar di New York kini sampai kepada pemahaman bahwa ada peluang The Fed tidak akan terlalu agresif dalam menaikkan suku bunga acuan. Memang masih akan naik, tetapi tidak sampai, misalnya, 100 bps dalam sekali rapat. Ini karena The Fed tentu mempertimbangkan faktor pertumbuhan ekonomi. Jika suku bunga naik terlampau tinggi, maka pertumbuhan ekonomi AS akan semakin terancam. US Bureau of Economic Analysis melaporkan pembacaan awal terhadap ekonomi Negeri Paman Sam menunjukkan adanya kontraksi alias pertumbuhan negatif negatif 0,9% pada kuartal II-2022 dibandingkan kuartal sebelumnya (quarter-to-quarter/qtq). Pada kuartal I-2022, Produk Domestik Bruto (PDB) AS juga terkontraksi 1,6% qtq. Saat ekonomi suatu negara mengalami kontraksi qtq dalam dua kuartal beruntun, itu disebut dengan resesi teknikal. So, Negeri Adikuasa kini sudah resmi masuk ke 'jurang' resesi. Untuk perdagangan hari ini, investor patut mencermati sejumlah sentimen yang bisa menggerakkan pasar. Pertama adalah rilis data inflasi. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan inflasi periode Juli 2022 sebesar 0,53% secara bulanan (month-to-month/mtm). Melambat dibandingkan Juni 2022 yang 0,61%. Namun secara tahunan (year-on-year/yoy), laju inflasi semakin cepat. Pada Juli 2022, inflasi tahunan diperkirakan mencapai 4,89%. Jika terwujud, maka akan menjadi yang tertinggi sejak November 2015. Laju inflasi yang semakin cepat ini perlu diwaspadai. Sebab, inflasi menjadi salah satu pertimbangan bagi Bank Indonesia (BI) untuk menentukan suku bunga acuan. Apabila inflasi semakin tinggi, apalagi inflasi inti, maka BI tidak akan segan untuk menaikkan suku bunga acuan seperti bank sentral di berbagai negara. Ketika rezim suku bunga rendah resmi berakhir, maka akan ada risiko pertumbuhan ekonomi bakal melambat. Rilis data kedua adalah aktivitas manufaktur yang diukur dengan Purchasing Managers' Index (PMI). Trading Economics memperkirakan PMI manufaktur Indonesia periode Juli 2022 sebesar 50,4, naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya yang 50,2. Jika terwujud, maka ini akan menjadi kabar gembira. Sebab di negara lain, seperti China, PMI malah menurun. Pada Juli 2022, PMI manufaktur China berada di 49. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 50,2 sekaligus jadi yang terendah dalam tiga bulan terakhir. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Kalau di bawah 50, artinya dunia usaha sedang dalam fase kontraksi Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini: Rilis data PMI manufaktur Indonesia periode Juli 2022 (07:30 WIB). Rilis data inflasi Indonesia periode Juli 2022 (11:00 WIB). Presentasi laporan keuangan semester I-2022 PT Vale Indonesia Tbk (15:00 WIB). Pembagian dividen PT Perusahaan Perkebunan London Sumatra Indonesia Tbk (tentatif). Pembagian dividen PT Salim Ivomas Pratama Tbk (tentatif). Pembagian dividen PT Satyamitra Kemas Lestari Tbk (tentatif). Pembagian dividen PT Bundamedik Tbk (tentatif) Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan-Emas terus bersinar dalam dua hari terakhir. Pada perdagangan Kamis (28/7/2022) pukul 06:05 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.736,29 per troy ons. Harga emas menguat 0,14%.
Penguatan tersebut memperpanjang tren positif emas yang sudah berlangsung selama dua hari. Pada perdagangan kemarin, emas juga ditutup menguat 0,98% ke posisi US$ 1.733,89 per troy ons. Dalam sepekan, harga emas masih menguat 1,03% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih menyusut 4,6% sementara dalam setahun merosot 3,9%. Selama sepekan terakhir, emas juga melakukan pembalikan arah yang sangat signifikan. Pada 20 Juli lalu, harga emas terperosok hingga berada di bawah level psikologis US$ 1.700 per troy ons. Namun, emas perlahan-lahan bangkit dan mampu menyentuh level US$ 1.736 per troy ons. Sejak 20 Juli lalu, harga emas sudah naik US$ 39,9 atau 2,34%. Kenaikan harga emas ditopang oleh keputusan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) untuk menaikkan suku bunga acuan (Federal Funds Rate/FFR) sebesar 75 bps menjadi 2,25% hingga 2,5% pada Kamis dini hari waktu Indonesia. Kenaikan tersebut sesuai dengan ekspektasi pelaku pasar. Pernyataan Chairman The Fed Jerome Powell terkait dampak negatif kenaikan suku bunga terhadap ekonomi AS juga mendorong emas. Pernyataan Powell menjadi sinyal jika The Fed kemungkinan akan sedikit mengerem kebijakan agresif mereka. "Jika pasar yakin jika kenaikan suku bunga acuan tidak akan secepat semula maka ini akan mendorong pergerakan emas ke depan. Kita suda melihat sendiri bagaimana emas menguat hari ini," tutur analis dari High Ridge Futures David Meger, kepada Reuters. Kenaikan suku bunga acuan The Fed menjadi faktor yang melemahkan harga emas sejak Mei tahun ini. Kenaikan suku bunga membuat dolar AS menguat dan yield surat utang pemerintah AS meningkat. Keduanya berdampak negatif ke emas karena dollar yang menguat membuat emas makin mahal. Kenaikan yield semakin membuat emas tidak menarik karena sang logam mulia tidak menawarkan imbal hasil. Kendati menguat, analis Standard Chartered Suki Cooper mengingatkan emas masih rawan pelemahan. Pasalnya, The Fed kemungkinan masih akan menaikkan suku bunga acuan pada September mendatang. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan PT Equityworld Futures Medan- Mayoritas kripto utama kembali terkoreksi pada perdagangan Selasa (26/7/2022), karena investor masih cenderung wait and see jelang pengumuman kebijakan suku bunga acuan terbaru dari bank sentral Amerika Serikat (AS).
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, Bitcoin ambles 5,02% ke harga US$ 21.098,07/koin atau setara dengan 315.205.166/koin (asumsi kurs Rp 14.9400/US$). Sedangkan Ethereum ambruk 7,94% ke US$ 1.422,51/koin atau Rp 21.252.299/koin. Sedangkan beberapa koin digital (token) alternatif (alternate coin/altcoin) seperti Solana anjlok 6,76% ke US$ 36,39/koin (Rp 543.667/koin), Dogecoin ambrol 5,69% ke US$ 0,0618/koin (Rp 923/koin), dan Cardano tergelincir 5,9% ke US$ 0,4666/koin (Rp 6.971/koin). Kripto Bitcoin kembali melemah ke kisaran harga US$ 21.000 pada perdagangan hari ini. Tak hanya Bitcoin saja yang terkoreksi, Ethereum dan kripto lainnya juga terpantau melemah karena investor masih cenderung wait and see jelang pengumuman kebijakan suku bunga acuan terbaru dari bank sentral AS, Federal Reserve (The Fed). Ketika investor mulai menghitung mundur menuju kenaikan suku bunga The Fed sebesar 75 basis poin (bp), mereka terus mundur dari aset berisiko, mendorong Bitcoin kembali terkoreksi dan menjauhi kisaran US$ 22.000 untuk pertama kalinya dalam sepekan terakhir. Bitcoin mulai lesu sejak Senin pagi, karena investor kembali resah terkait The Fed dan bank sentral Negara Maju lainnya untuk menjinakkan inflasi tanpa melemparkan ekonomi ke dalam resesi yang curam. Bitcoin telah jatuh empat hari berturut-turut sejak mencapai US$ 24.000 pada Rabu lalu dan menginspirasi harapan investor bahwa itu telah mencapai titik terendah. "Mata uang kripto secara luas lebih lemah karena investor menunggu keputusan [Komite Pasar Terbuka Federal] yang kemungkinan akan diakhiri dengan kenaikan suku bunga 75 basis poin dan menegaskan kembali komitmen untuk memerangi inflasi," kata Edward Moya, analis Senior Oanda kepada CoinDesk. "Meningkatnya ketegangan geopolitik mungkin memberikan beberapa dukungan mendasar untuk dolar, yang dapat menurunkan selera risiko dan akan membebani kripto," tambah Moya. Investor berharap langkahnya akan bertahap, setidaknya pendaratan lunak yang akan menunjukkan bahwa The Fed telah membuat kemajuan dalam menjinakkan inflasi. Kali ini, penurunan kripto agak menyimpang dari indeks ekuitas AS, yang diperdagangkan cenderung sideways pada Senin kemarin. Indeks Nasdaq yang berfokus pada teknologi kembali terkoreksi, tetapi S&P 500, yang memiliki komponen teknologi berat, sedikit menurun. Emas yang dianggap sebagai aset safe-haven kembali lesu, menyusul penurunan bertahap dalam beberapa bulan terakhir. Selain dari kebijakan moneter, investor juga akan memantau rilis pendapatan dari Amazon, Alphabet dan perusahaan induk Facebook, Meta Platforms untuk mengukur tingkat keparahan dan kecepatan kontraksi ekonomi yang diharapkan Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan |
Archives
July 2021
Categories |