PT Equityworld Futures Medan-Saham-saham emiten batu bara serentak tersungkur di zona merah pada awal perdagangan pagi ini, Rabu (24/3/2021). Penurunan saham ini terjadi lantaran para pelaku pasar mulai melakukan aksi ambil untung alias profit taking.
Berikut harga saham batu bara pada pagi ini, pukul 09.34 WIB. Bumi Resources (BUMI), saham -4,11%, ke Rp 70, transaksi Rp 29 M Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), -4,10%, ke Rp 117, transaksi Rp 1 M Indika Energy (INDY), -2,92%, ke Rp 1.660, transaksi Rp 22 M Adaro Energy (ADRO), -2,31%, ke Rp 1.270, transaksi Rp 29 M Harum Energy (HRUM), -1,43%, ke Rp 5.175, transaksi Rp 5 M Indo Tambangraya Megah (ITMG), -1,38%, ke Rp 12.475, transaksi Rp 9 M Bukit Asam (PTBA), -1,07%, ke Rp 2.770, transaksi Rp 30 M Delta Dunia Makmur (DOID), -0,44%, ke Rp 448, transaksi Rp 39 M Saham emiten Grup Bakrie, BUMI, menjadi yang paling ambles di antara yang lainnya, setelah merosot 4,11% ke Rp 70/saham dengan catatan transaksi sebesar Rp 29 miliar. Dengan demikian, pelemahan ini menghentikan reli penguatan yang sudah terjadi selama empat hari beruntun. Selama sepekan saham produsen emas hitam yang berdiri sejak 1973 ini sudah menguat 15,00%, sementara sebulan sudah naik 11,29%. Sebelumnya, BUMI menargetkan produksi tahun ini maksimal mencapai 90 juta ton, dengan kisaran 85-90 juta ton. Target ini naik 11% dibandingkan realisasi produksi pada 2020 sebanyak 81 juta ton. Direktur dan Corporate Secretary Bumi Resources Dileep Srivastava mengatakan perusahaan memanfaatkan momentum melesatnya harga batu bara untuk mendapatkan harga terbaik, menjaga dan meningkatkan pangsa pasar, serta efisiensi perusahaan. Sepanjang 2020 pun perusahaan mampu menjaga produksi agar tidak anjlok meski pandemi Covid-19 menghantam. "Kaltim Prima Coal dan Arutmin tetap berproduksi normal sehingga salesnya tidak jatuh, di sisi lain kami juga serius mencegah Covid-19 di site. Sambil kami menjaga produksi, sehingga tahun ini produksinya 85-90 juta ton," kata Dileep kepada CNBC Indonesia, Kamis (18/03/2021). Selain itu, BUMI berencana melakukan diversifikasi usaha dalam jangka menengah, setelah menyelesaikan kewajiban utangnya. Diversifikasi usaha dilakukan melalui hilirisasi batu bara melalui proyek gasifikasi, dan juga produksi emas melalui anak usahanya. Fokus lainnya adalah emas dan zinc untuk menyambut potensi Indonesia sebagai salah satu produsen mobil listrik dan baterainya. Di tempat kedua, BOSS, juga anjlok 4,10% ke Rp 117/saham dengan nilai transaksi 1 miliar. Asing tercatat melakukan jual bersih sebesar Rp 84,05 juta. Emiten yang listing pada Februari 2018 ini tercatat sudah menguat selama dua hari berturut-turut atau sejak Senin (22/3). Selama sepekan, saham ini terapresiasi 2,63%, sementara sebulan terkoreksi 4,88%. Dalam materi paparan publik atau public expose tahunan, pada 15 Maret lalu, manajemen menjelaskan sejumlah strategi bisnis pada tahun ini. Salah satunya, peningkatan produksi batubara pada anak usaha BOSS. Hal ini memanfaatkan momentum soal masih memadainya harga batubara untuk kalori tinggi pada saat ini (Index New Castle saat ini masih tinggi di atas USD85.00/MT untuk Index GAR 6322 KCal) serta masih tersedianya market pasar ekspor yang membutuhkan batubara kalori tinggi. Adapun capex (capital expenditure) perusahaan pada 2021 sebesar Rp 120 miliar untuk melakukan produksi. "Perseroan mencari strategic partnership dalam rangka pemenuhan kebutuhan Capex dari Perseroan. Strategic Partnership dapat dilakukan baik melalui instrument equity maupun debt dalam rangka produksi batubara pada Entitas Anak Perseroan BOS dan PB," jelas manajemen BOSS. Sebagai informasi, Harga batu bara termal ICE Newcastle ambruk setelah terbang menyentuh level tertingginya dalam dua tahun terakhir. Harga kontrak si batu hitam yang ramai ditransaksikan di bursa berjangka tersebut terkoreksi 3,86% dan ditutup di angka US$ 94,6/ton. Harga kontrak batu legam terkena aksi ambil untung setelah sebelumnya melesat kencang dari level US$ 80,5/ton ke level US$ 98,4 /ton atau kenaikan sebesar 22,2% dalam kurun waktu 10 hari perdagangan. Meski belum mampu menembus level keramat US$ 100/ton, level ini merupakan harga tertinggi batu bara dalam kurun waktu dua tahun terakhir. Terakhir harga batu bara menyentuh level tersebut pada 8 Maret 2019. Sebelumnya, Kenaikan harga batu bara mengekor naiknya harga batu bara domestik China. Di pasar batu bara domestik Cina, harga spot Qinhuangdao 5500kcal FOB NAR naik untuk dua minggu berturut-turut minggu lalu Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
July 2021
Categories |