PT Equityworld Futures Medan- Saham-saham yang tidak likuid, harga nominal rendah seringkali mudah diangkat sekaligus mudah dibanting. Saham-saham seperti inilah yang sifatnya spekulatif. Jika Anda beruntung maka cuan akan fantastis. Namun jika sebaliknya Anda malah akan kejeblos.
Minggu ini, ada lima saham yang menjadi penghuni kelompok top losers. Data BEI mencatat lima saham ini mengalami penurunan harga hingga 25%. Karakteristik kelima saham ini sama meski berasal dari industri yang berbeda. Semuanya tidak likuid atau volume transaksinya kecil. Saham dengan penurunan harga paling tajam di minggu ini adalah PT Satria Antaran Prima Tbk yang ambles 25%. Genap dua pekan beruntun saham ini ambrol. Saham SAPX merupakan saham yang sangat jarang ditransaksikan. perusahaan yang bergerak di sektor kurir dan logistik ini sekalinya ditransaksikan hanya dalam volume kecil. Saham kedua dengan penurunan terbesar adalah saham PT Wahana Interfood Nusantara Tbk (COCO) yang bergerak di industri kakao dan coklat. Sejak 14 Desember lalu saham COCO cenderung downtrend. Dalam sepekan terakhir nilai kapitalisasi pasar COCO drop 24,3%. Ketiga ada saham PT Superkrane Mitra Utama Tbk (SKRN). Perusahaan yang bergerak di sektor rental alat berat untuk konstruksi ini harga sahamnya dilanda auto reject bawah berhari-hari hingga mengalami penurunan lebih dari 16%. Di pekan lalu padahal harga saham SKRN sempat melonjak dari Rp 720/unit ke Rp 965/unit atau meningkat 34%. Saham yang juga sempat tertidur karena tak ditransaksikan lainnya adalah saham perusahaan PT LCK Global Kedaton Tbk (LCKM). Saham ini drop 16,2% dalam sepekan. Kemudian ada juga saham PT Widodo Makmur Unggas Tbk (WMUU) yang baru melantai di bursa juga drop 14,9% dan disusul oleh saham PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO) yang ambles 14%. Tidak hanya saham-saham dengan kapitalisasi pasar kecil dan tak likuid saja yang ambles. Saham-saham blue chip pun ikut drop di pekan ini. Sebut saja saham Astra International Tbk (ASII) yang ambles 5,65%. Saham perusahaan konglomerat yang didirikan oleh William Soeryadjaya ini anjlok setelah terjadi kejadian tak diinginkan di tol Cipali. Pelemahan saham ASII terjadi setelah kabar dari amblesnya badan jalan Tol Cikopo-Palimanan (Cipali) di ruas KM 122 pada sekitar pukul 08:30 WIB pada 9 Februari lalu. Astramelalui anak usahanya, PT Astratel Nusantara merupakan pemilikkonsensi jalan tol PT Cikopo-Palimanan (Cipali). Astramembeli ruas tol ini dari sejumlah pemegang saham senilai Rp 2,56 triliun. Pemegang saham sebelumnya adalah, PT Lintas Marga Sedaya (LMS) di PT Baskhara Utama Sedaya (BUS) yang sahamnya dimiliki oleh dua anak usaha SSIA, yaitu PT Karsa Sedaya Sejahtera (KSS) dan PT Nusa Raya Cipta (NRC). Dalam keterangan resmi AstraTol Cipali, dijelaskan kondisi ini akibat dari curah hujan yang tinggi dan terus menerus pada wilayah Jawa Barat, khususnya ruas Tol Cipali. Astra Toll Cipali selaku operator jalan tol sudah berkoordinasi dengan kepolisian setempat untuk rekayasa lalu lintas mulai pukul 1.00 dini hari tanggal 9 Februari 2021. Saham lainnya yang mengalami penurunan tajam adalah saham PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG). Saham yang dikuasai oleh perusahaan investasi Sandiaga Uno dan Edwin Soeryadjaya ini drop lebih dari 10%. Maklum saham ini mengalami koreksi teknikal setelah menguat signifikan sejak pertengahan Januari lalu. Sementara itu saham yang paling banyak diobral asing di minggu ini adalah saham PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk (ICBP). Asing membukukan aksi jual bersih senilai Rp 342,9 miliar di saham ini. Dalam sepakan nilai kapitalisasi pasar yang dikuasai oleh grup Salim ini ambles 3,75% Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
July 2021
Categories |