PT Equityworld Futures Medan-Nilai tukar rupiah menguat tajam di pembukaan perdagangan Selasa (25/8/2020), setelah back-to-back menjadi juara Asia. Namun semakin siang, penguatan tajam rupiah pelan-pelan diporoti dolar AS.
Melansir data Refinitiv, dalam 2 hari perdagangan saat menjadi juara Asia, rupiah mencatat penguatan lebih dari 1%. Kemudian pagi ini begitu perdagangan dibuka rupiah langsung melesat 0,82% ke Rp 14.550/US$. Namun, semakin siang penguatan tersebut semakin menipis, pada pukul 12:00 WIB Cuma tersisa 0,2%. Rupiah berada di level Rp 14.640/US$. Sebelum mencetak penguatan 2 hari beruntun, dan menguat di awal perdagangan hari ini, rupiah melemah 6 hari berturut-turut hingga mencapai level terlemah 3 bulan pada pekan lalu. Tetapi saat itu juga, rupiah mulai mengumpulkan momentum penguatan. Pada Selasa (18/8/2020) pekan lalu, Bank Indonesia (BI) merilis data defisit transaksi berjalan (current account deficit/CAD) di kuartal II-2020 menyempit menjadi US$ 2,9 miliar atau setara 1,2% dari produk domestic bruto (PDB), dari kuartal sebelumnya 1,4% dari PDB. Membaiknya defisit transaksi berjalan menjadi faktor yang begitu krusial dalam mendikte laju rupiah lantaran arus devisa yang mengalir dari pos ini cenderung lebih stabil. Sehari setelahnya, BI dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) sekali lagi memberikan sinyal suku bunga acuan tidak akan dipangkas lagi. Dengan demikian, imbal hasil investasi di dalam negeri masih relatif tinggi dan mampu menarik modal asing masuk. Dua faktor tersebut yang membawa rupiah kembali perkasa dalam 2 hari perdagangan terakhir, hingga hari ini. Namun, dolar AS juga cukup kuat yang terlihat dari penguatan indeksnya. Indeks dolar AS kemarin menguat tipis 0,04% ke 93,298, meski tipis tetapi semakin menjauhkannya dari level terlemah dalam lebih dari 2 tahun 92,127 yang disentuh pada Senin pekan lalu. Salah satu pemicu penguatan dolar AS tersebut yakni harapan akan bangkitnya perekonomian negeri Paman Sam. Hal tersebut tercemin dari naiknya aktivitas manufaktur di bulan ini. Markit pada pekan lalu melaporkan purchasing managers' index (PMI) naik menjadi 53,6, menjadi yang tertinggi di tahun ini, bahkan sejak Januari 2019 lalu. Melesatnya PMI manufaktur artinya roda bisnis negeri Paman Sam mulai berputar lagi, sehingga perekonomian diharapkan bisa segera bangkit dari resesi akibat pandemi Covid-19. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
July 2021
Categories |