Equity World Medan - Bank Indonesia (BI) hari ini akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur (RDG) rutin bulanan. Salah satunya BI akan mengumumkan tingkat bunga acuan atau BI 7 days reverse repo rate.
Kalangan bankir memprediksi BI akan menaikkan bunga acuan pada RDG kali ini. Direktur Utama PT Bank Mayapada Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengungkapkan BI perlu menaikkan bunga karena rupiah yang semakin tertekan. "Mengingat ada pelemahan Rupiah, seharusnya demikian (naik) mungkin perlu kurang lebih 50 basis poin (bps)," kata Haryono saat dihubungi detikFinance, Rabu (15/8/2018). Senada dengan Hariyono, Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk (BCA) Jahja Setiaatmadja menjelaskan bunga acuan BI bisa dipertimbangkan naik, hal ini untuk mengantisipasi dampak dari gejolak Turki dan Federal Fund Rate (FFR) yang diprediksi naik. "Bisa dipertimbangkan untuk mengantisipasi gejolak Turki dan Fed yang mau menaikkan bunga lagi 0,25%," ujarnya. Ekonom LPEM FEB UI Febrio Kacaribu menjelaskan melemahnya Rupiah ke kisaran Rp14.600 didorong oleh faktor-faktor eksternal, terutama akibat efek domino dari tekanan terhadap Lira Turki yang menyebar ke seluruh negara berkembang. Selain itu, pasar masih melihat adanya risiko turunnya pertumbuhan global akibat perang dagang Amerika Serikat, Tiongkok, dan Uni Eropa, serta potensi dampak negatifnya terhadap nilai tukar Rupiah "Kami melihat bahwa kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang relatif baik dan kredibilitas Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar membuat Rupiah tidak melemah lebih dalam seperti yang dialami oleh beberapa negara berkembang lainnya. Meskipun demikian, risiko eksternal dan kondisi neraca transaksi berjalan membuat BI perlu mempercepat kenaikan suku bunga acuan Rabu ini," ujarnya. Pada 19 Juli lalu BI 7 Days Reverse Repo Rate tetap berada di level 5,25% sama dengan posisi bulan Juni. "Kenapa ini tetap? Karena kami pandang kenaikan yang selama ini sudah kita lakukan totalnya adalah 100 bps," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Kantor BI. Kenaikan tersebut dipandang BI sudah cukup untuk mengimbangi sentimen kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS alias Fed Fund Rate (FFR). "Itu kami pandang bahwa suku bunga kebijakan kita itu sudah cukup kompetitif di dalam memberikan ruangan bagi masuknya aliran modal asing," papar Perry. Sumber : detik.com PT. Equityworld Medan EWF Medan Lowongan Kerja Terbaru 2018 Loker EWF Medan
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
July 2021
Categories |