PT Equityworld Futures Medan-Harga mayoritas kripto utama cenderung melemah pada perdagangan Rabu (10/8/2022), di mana investor cenderung wait and see menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) periode Juli 2022.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:11 WIB, Bitcoin merosot 3,65% ke harga US$ 22.942,06/koin atau setara dengan Rp 340.460.170/koin (asumsi kurs Rp 14.840/US$). Sedangkan Ethereum ambles 4,66% ke posisi US$ 1.688,34/koin atau Rp 25.054.966/koin. Sedangkan koin digital (token) alternatif (alternate coin/altcoin) Solana ambrol 5,01% ke US$ 39,9/koin (Rp 592.116/koin) dan Polkadot tergelincir 5,13% ke US$ 8,72/koin (Rp 129.405/koin). Bitcoin kembali menyentuh kisaran harga US$ 22.000, setelah selama dua hari beruntun bertahan di kisaran US$ 23.000. Investor cenderung memasang mode wait and see jelang rilis data inflasi AS pada periode Juli 2022. Pada malam hari ini waktu Indonesia, data inflasi AS dari sisi konsumen (Indeks Harga Konsumen/IHK) pada periode Juli 2022 akan dirilis. IHK Negeri Paman Sam pada bulan lalu diperkirakan akan sedikit menurun ke angka 8,7%. Hal ini karena adanya penurunan harga minyak mentah dunia dan akan memberikan sinyal mengenai langkah selanjutnya dari bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed). Kini, investor mengamati dengan cermat mengenai bagaimana perjuangan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) melawan inflasi. Jika IHK AS tumbuh di atas ekspektasi konsensus pasar di angka 8,7%, maka aset berisiko seperti saham dan kripto kemungkinan akan mengalami koreksi karena ekspektasi pasar bahwa The Fed akan melanjutkan kenaikan suku bunganya. Menurut CME FedWatch, alat yang mengukur probabilitas dan kemungkinan tingkat kenaikan suku bunga di masa depan, kini menunjukkan kemungkinan 70% dari kenaikan suku bunga 75 basis poin (bp) lainnya, yang akan menyamai kenaikan suku bunga terakhir yang diumumkan pada Juni 2022. Namun, jika tingkat inflasi turun di bawah perkiraan, prospek kenaikan 75 bp kemungkinan akan menurun dan pasar kripto akan merespons secara positif. Di lain sisi, bursa kripto terbesar kedua di dunia yakni Coinbase mengatakan bahwa aktivitas perdagangan pada kuartal II-2022 telah jatuh hampir 30% dari kuartal I-2022 dan pendapatan telah meleset dari perkiraan analis rata-rata. "Kami melewati kuartal kedua tahun ini cukup sulit dan hal ini sejatinya tidak dialami Coinbase saja, tetapi juga dialami oleh sebagian besar perusahaan kripto," kata Emilie Choi, President dan COO Coinbase mengatakan kepada Bloomberg TV. Bursa kripto telah diterpa oleh hambatan yang sama yang menimpa industri aset digital lainnya, mendorong perusahaan untuk memberhentikan sekitar 20% dari tenaga kerjanya sebagai bagian dari inisiatif pemotongan biaya. Baru-baru ini, pengaduan yang diajukan di Pengadilan Distrik AS di Delaware oleh pemegang saham Donald Kocher atas nama Coinbase Global Inc. menuduh kepemimpinan perusahaan membuat "pernyataan palsu dan menyesatkan" dalam pengajuan publik perusahaan menjelang pencatatan langsungnya pada April 2021. Sumber : cnbcindonesia.com PT Equityworld Medan Equity world Medan Lowongan Kerja Terbaru 2020 Loker EWF Medan
0 Comments
Leave a Reply. |
Archives
July 2021
Categories |